Amerika Serikat: Xinjiang di China Jadi Penjara Muslim Uighur

14 Mei 2021 10:10

GenPI.co - Seorang pejabat Amerika Serikat menyebut China telah mengubah wilayah paling barat Xinjiang menjadi 'penjara' bagi Muslim Uighur.

"Pemerintah China telah mengubah seluruh wilayah Xinjiang menjadi penjara," ucap Direktur Kantor Kebebasan Beragama Internasional Departemen Luar Negeri AS, Daniel Nadel dalam keterangannya, seperti dilansir dari AFP, Jumat (14/5/2021).

BACA JUGA: Amerika Kena Masalah Lagi, Penjara Sumbang 1.000 Positif Corona

Lebih lanjut, menurutnya, China telah mengandalkan menempatkan sejumlah besar orang Uighur di kamp-kamp untuk pendidikan ulang dan kerja paksa tetapi telah memperluas penindasannya untuk mencakup seluruh wilayah.

"Pergerakan orang-orang terlacak dengan cermat. Ada orang-orang minder yang ditugaskan tinggal bersama orang Uighur untuk mengawasi mereka,” kata Nadel.

Sebagai informasi, laporan tahunan kebebasan beragama Departemen Luar Negeri diwajibkan oleh Kongres AS berdasarkan undang-undang tahun 1998 dan mencakup kondisi kebebasan beragama di banyak negara di seluruh dunia.

Dalam laporan tahun ini, yang mencapai 2.300 halaman, AS mengkritik tidak hanya China tetapi negara-negara termasuk Iran, Myanmar, Rusia, Nigeria dan Arab Saudi atas penganiayaan agama.

"AS tidak dapat berpaling dari kejahatan yang sedang berlangsung terhadap kemanusiaan dan genosida yang dilakukan pemerintah China terhadap Muslim Uighur dan anggota kelompok etnis dan agama minoritas lainnya di Xinjiang," terang Nadel.

Departemen Luar Negeri AS itu juga telah menyimpulkan dalam survei hak asasi manusia tahunan bahwa China melakukan 'genosida' terhadap orang Uighur.

Bahkan, Presiden Joe Biden mengangkat masalah ini dengan anggota lain dari Kelompok Tujuh negara sekutu pada pertemuan di bulan April.

Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa sekitar satu juta orang Uighur telah ditahan di kamp-kamp di wilayah yang menurut China diperlukan untuk mengajarkan keterampilan kejuruan dan menangani kelompok garis keras.

Tetapi, di Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Wang Yi menolak tuduhan pelanggaran sebagai 'serangan fitnah'.

BACA JUGA: Italia Menderita, Lockdown Corona Picu Penjarahan Besar 

Mereka mengungkapkan ada 24.000 masjid di wilayah barat, menambahkan bahwa fakta dasar menunjukkan bahwa tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa atau penindasan agama di Xinjiang.

"Penindasan terhadap Muslim di China merupakan perpanjangan dari dorongan sebelumnya terhadap umat Buddha di Tibet dan lainnya," tutur Nadel.(*)

 

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co