DK PBB Panas! Amerika dan China Ngoto Soal Laut China Selatan

10 Agustus 2021 12:10

GenPI.co - Tensi Dewan Keamanan PBB mendadak panas. Amerika Serikat (AS) dan China sama-sama ngotot. Dua negara itu debat soal Laut China Selatan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken keras. Wakil Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dai Bing, juga tak mau kalah.

Dua-duanya sama-sama adu argumen. Nyaris tak ada yang bisa memisahkan perselihan ini.

BACA JUGA:  Kena Amukan, Amerika Serikat Terancam Sempoyongan

Laut China Selatan menjadi salah satu dari serangkaian masalah pemicu konflik antara China dan AS. AS menolak klaim China yang dinilai melanggar hukum internasional di perairan yang kaya sumber daya itu.

China juga tetap mengklaim Laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya, meskipun pada 2016 Pengadilan Arbitrase PBB memutuskan klaim itu tidak sah.

BACA JUGA:  DaftarTeroris Global di-Share Amerika, Isinya Bikin Takut

Buat memperlihatkan klaim mereka, China membangun pangkalan militer yang dilengkapi landasan udara, sistem radar dan peluru kendali di sejumlah pulau dan hasil reklamasi di perairan itu.

"Konflik di Laut China Selatan, atau di laut mana pun, akan memiliki konsekuensi yang serius bagi keamanan dan perdagangan dunia," ujar Blinken dalam rapat Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, seperti dilansir Reuters, Senin (9/8).

BACA JUGA:  Bomber Amerika Cari Mangsa, Taliban Jadi Sasaran

Konsekuensi dari hal ini bagi AS sangat fatal. AS memprediksi ada impunitas dan ketidakstabilan yang lebih besar di mana-mana.Lihat

China tetap pada pendiriannya. Negeri Tirai Bambu itu mengklaim seluruh perairan Laut China Selatan sebagai wilayah kedaulatannya dengan alasan berdasarkan sejarah.

Klaim China tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina.

Laut China Selatan merupakan perairan yang kaya akan sumber daya alam dan ikan.

Nilai komoditas yang diangkut melalui perairan itu disebut bisa mencapai triliunan dolar.

"Kami melihat pertemuan berbahaya antarkapal di laut dan tindakan provokatif untuk mengedepankan klaim maritim yang melanggar hukum," kata Blinken.

AS, kata Blinken, prihatin dengan tindakan China yang mengintimidasi dan menggertak negara lain agar tidak mengambil sumber daya laut di perairan itu.

Blinken menyebut sudah menjadi tanggung jawab semua negara dalam mempertahankan aturan yang telah mereka setujui supaya dapat menyelesaikan sengketa maritim secara damai.

Dai Bing meneyrang balik. Dia menuding AS mengganggu negara-negara di kawasan sekitar perairan Laut China Selatan dengan mengirim kapal dan pesawat militer.

"(AS) mengirim kapal dan pesawat militer canggih ke Laut China Selatan sebagai provokasi dan secara terbuka mencoba untuk mengganggu negara-negara di kawasan itu," ucap Dai.

Bagi Dai, ancaman terbesar perdamaian justru datang dari AS. "AS menjadi ancaman terbesar bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan," lanjut Dai. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co