Aset Dibekukan, Afghanistan di Ambang Kemerosotan Ekonomi

11 September 2021 01:20

GenPI.co - Pembekuan miliaran dolar aset Afghanistan agar tak digunakan Taliban pasti akan memicu kemerosotan ekonomi yang parah. 

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons di depan dewan keamanan PBB, Kamis (9/9). 

Dia mengatakan bahwa pembekuan dana itu juga dapat mendorong jutaan lebih banyak warga Afghanistan ke dalam kemiskinan dan kelaparan.

BACA JUGA:  Taliban Berbaik Hati, 200 Warga Asing Lega

Karena itu perlu ditemukan cara agar uang cepat mengalir ke negara itu untuk mencegah kehancuran total ekonomi dan tatanan sosial.

Lyons juga mengingatkan bahwa perlu dipastikan dana tersebut tidak disalahgunakan oleh Taliban.

BACA JUGA:  Wajah Asli Taliban Terkuak, Wartawan Babak Belur Dipukuli

Ia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Afghanistan bisa "mundur beberapa generasi".

“Taliban harus  kesempatan untuk menunjukkan fleksibilitas dan keinginan tulus untuk melakukan hal-hal yang berbeda kali ini, terutama dari perspektif hak asasi manusia, gender, dan kontraterorisme," kata Lyons kepada dewan yang beranggotakan 15 negara itu.

BACA JUGA:  Bila Taliban Tak Penuhi Komitmen, Inggris Bakal Kirim Drone

Sebagian besar aset bank sentral Afghanistan senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp145 triliun) diparkir di luar negeri. 

Aset-aset itu dianggap sebagai instrumen kunci bagi Barat untuk menekan Taliban.

Departemen Keuangan AS mengatakan Amerika Serikat tidak mengurangi sanksi Taliban atau melonggarkan pembatasan akses kelompok Islamis itu ke sistem keuangan global.

Dana Moneter Internasional juga telah memblokir Taliban dari mengakses sekitar 440 juta dolar (sekitar Rp6,2 triliun) dana cadangan darurat baru.

"Taliban mencari legitimasi dan dukungan internasional. Pesan kami sederhana: legitimasi dan dukungan apa pun harus diperoleh dengan melakukan pencapaian," kata diplomat senior AS Jeffrey DeLaurentis kepada Dewan Keamanan.

Rusia dan China sama-sama berpendapat bahwa aset Afghanistan tidak boleh dibekukan.

"Aset-aset ini milik Afghanistan dan harus digunakan untuk Afghanistan, bukan dipakai sebagai pengaruh untuk melancarkan ancaman atau pengekangan," kata Wakil Duta Besar China untuk PBB Geng Shuang.(ANT)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co