GenPI.co - Kremlin membantah laporan media AS bahwa Rusia telah menyusun daftar target pembunuhan atau penangkapan jika terjadi invasi Ukraina.
Reuters melaporkan pada Senin (21/2) pagi bahwa Kremlin mengatakan bahwa tuduhan itu adalah "kebohongan mutlak."
Pada Jumat (18/2), majalah Foreign Policy melaporkan bahwa badan intelijen AS telah memperoleh informasi bahwa ada daftar politisi Ukraina, aktivis, dan pembangkang Rusia dan Belarusia yang menjadi target pembunuhan Rusia
Pemerintahan Biden dilaporkan terkejut daftar tersebut. Majalah itu juga melaporkan bahwa AS membagikan informasi ini untuk membantu meringankan ancaman tersebut.
Kepada Foregin Policy, seorang pejabat intelijen menguak tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Rusia di masa lalu.
Kremlin juga disebut melakukan penculikan/penghilangan paksa, penahanan, dan penggunaan penyiksaan, [dan] kemungkinan akan menargetkan mereka yang menentang tindakan Rusia.
Mereka antara lain pembangkang Rusia dan Belarusia di pengasingan di Ukraina, jurnalis dan aktivis anti-korupsi, dan populasi rentan seperti agama dan etnis minoritas dan orang-orang LGBTQI+.
Sementara itu, Reuters pada hari Senin melaporkan bahwa gambar satelit menunjukkan beberapa penempatan lapangan baru dari peralatan lapis baja.
terlihat pula peningkatan jumlah pasukan dari garnisun Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina.
Gambar-gambar itu dirilis oleh Maxar Technologies yang berbasis di AS, sebuah perusahaan swasta AS.
Pada hari Minggu, direktur Maxar mengatakan bahwa ada indikasi peningkatan kesiapan militer yang dilakukan Rusia.
Reuters tidak secara independen memverifikasi gambar dan penilaian tersebut.
Aktivitas baru itu muncul saat Rusia memperpanjang latihan militer di Belarusia yang seharusnya berakhir pada Minggu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan langkah itu telah membuatnya lebih khawatir tentang invasi Rusia ke Ukraina.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News