GenPI.co - Rusia dituding ingin membagi Ukraina menjadi dua negara, seperti yang terjadi dengan Korea Utara dan Korea Selatan.
Hal itu diungkapkan Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, dalam sebuah pernyataan dikutip Minggu (27/3) dari Reuters.
"Faktanya, ini adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina," kata dia.
Budanov bersumpah untuk melakukan perang gerilya "total" untuk mencegah perpecahan negara.
“Selain itu, musim safari gerilya total Ukraina akan segera dimulai. Kemudian akan ada satu skenario relevan yang tersisa untuk Rusia, bagaimana bertahan hidup,” katanya.
Pernyataan Budanov muncul setelah sesorang pemimpin lokal di Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri mengatakan pada hari Minggu bahwa wilayah tersebut dapat segera mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Hal tersebut seperti yang terjadi di Krimea setelah Rusia merebut semenanjung Ukraina pada tahun 2014.
Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina juga menepis pembicaraan tentang referendum di Ukraina timur.
"Semua referendum palsu di wilayah yang diduduki sementara adalah batal demi hukum dan tidak akan memiliki validitas hukum," kata Oleg Nikolenko kepada Reuters.
Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk memberikan tank, pesawat dan rudal Ukraina untuk membantu menangkis pasukan Rusia.
Pasukan Vladimir Putin dituding pemerintah Kyiv semakin menargetkan depot bahan bakar dan makanan.
Setelah lebih dari empat minggu konflik, Rusia yang gagal merebut kota besar Ukraina mana pun mengubah strategi.
Moskow pada Jumat (25/3) mengatakan pihaknya kini fokus mengamankan wilayah Donbass di Ukraina timur, tempat separatis yang didukung Rusia memerangi tentara Ukraina. selama delapan tahun terakhir.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News