GenPI.co - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei hari Senin (3/10) Menuduh Amerika Serikat dan Israel menyiram bensin pada gelombang protes antihijab.
Aksi demonstrasi yang dipicu oleh kematian gadis muda bernama Masha Amini itu telah telah berubah kerusuhan nasional dengan korban jiwa yang tak sedikit.
"Saya katakan dengan jelas bahwa kerusuhan dan ketidakamanan ini direkayasa oleh Amerika dan pendudukan, rezim Zionis palsu, serta agen bayaran mereka,” kata pemimpin tertinggi itu dilansir dari AFP.
Khamenei menambahkan aksi As dan Israel itu terjadi dengan batuan beberapa beberapa oknu yang disebutnya sebagai pengkhianat Iran di luar negeri.
Amini, 22, dinyatakan meninggal pada 16 September, beberapa hari setelah polisi moral menahannya diduga melanggar aturan penggunaan hijab.
Kemarahan atas kematian Amini telah memicu gelombang protes terbesar yang mengguncang republik Islam itu dalam hampir tiga tahun.
Dalam komentar publik pertamanya sejak kematian Amini, Khamenei yang berusia 83 tahun menekankan bahwa polisi harus "melawan penjahat".
Dia menambahkan bahwa siapa pun yang menyerang polisi membuat orang tidak berdaya melawan penjahat, preman, pencuri.
"Kematian wanita muda itu menghancurkan hati kami. Tetapi yang tidak normal adalah bahwa beberapa orang, tanpa bukti atau penyelidikan, telah membuat jalan-jalan berbahaya, membakar Alquran, melepaskan jilbab dari wanita bercadar dan membakar masjid dan mobil,” kata Khamenei.
Sebelum itu pada Minggu (2/10) malam, pasukan keamanan melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa di Universitas Teknologi Sharif yang bergengsi di Teheran.
Media lokal melaporkan, polisi anti huru hara yang membawa senjata pelet baja menggunakan gas air mata dan senjata paintball terhadap ratusan mahasiswa.
"Wanita, hidup, kebebasan. Mahasiswa lebih memilih kematian daripada penghinaan", teriak para mahasiswa dikutip dari kantor berita Mehr melaporkan.
Menteri Sains Iran, Mohammad Ali Zolfigol, datang untuk berbicara dengan para siswa dalam upaya untuk menenangkan situasi, kata laporan itu.
Kelompok HAM Iran yang berbasis di Oslo memposting video yang tampaknya menunjukkan polisi dengan sepeda motor mengejar siswa yang berlari melalui tempat parkir bawah tanah.
Dalam tayangan itu terlihat pula pasukan keamanan membawa pergi tahanan yang kepalanya ditutupi tas kain hitam.
Dalam satu klip, yang menurut IHR diambil di stasiun metro Teheran, kerumunan terdengar meneriakkan: "Jangan takut! Jangan takut! Kita semua bersama!"(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News