Jika TNI Perang Dengan China, Amerika Serikat Malah Senang...

25 Januari 2020 13:30

GenPI.co - Pemerintah Indonesia ternyata sukses menerapkan strategi diplomasi lunak terkait konflik di perairan Natuna dengan kapal-kapal Penjaga Pantai China.

Menurut Panglima Komando Armada I TNI AL, Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, bahwa alasan mengapa strategi diplomasi lunak yang diterapkan.

BACA JUGA: Jurus Pertahanan Menhan Prabowo Cool, Negara Adikuasa Terkesima

Hal itu karena permasalahan di Natuna bukan hanya persoalan kedaulatan Indonesia yang dilanggar. 

Namun juga ada konflik lebih besar melibatkan dua negara raksasa, Amerika Serikat dan China.

BACA JUGA: Aktris Faye Nicole Hanya Diam, CCTV Jadi Bukti Kencan Narapidana

"Kita diseret-seret ke konflik itu, tapi kita berusaha menahan diri. Nah ini kenapa kemarin kita tidak keras tapi melakukan penindakan yang lunak saja," beber Ali dalam diskusi Konflik Natuna dan Pasang Surut Hubungan Indonesia dan RRC, di Jakarta, Jumat (24/1).

Menurut Ali, bahwa diplomasi lunak sengaja diterapkan karena Indonesia tidak mau terseret konflik yang lebih besar dengan dua negara raksasa dunia itu.

BACA JUGA: Layani Kencan Narapidana, Aktris Faye Nicole Lemas Diperiksa KPK

"Ini konfliknya antara AS dengan China atau hanya Indonesia dengan China? Kita tidak mau ke arah (yang lebih besar) di sana. Kita tetap menahan diri. Kita banyak diskusi mungkin manuver-manuver saja. Kemudian kita tekankan kepada mereka bahwa Anda melanggar UNCLOS pasal sekian, sekian," ungkap Ali.

BACA JUGA: Honorer K2 Siap-siap Jantungan, Ini 3 Opsi Penyelesaiannya

Stretegi itu berkebalikan menurut dia, dengan peristiwa yang sama pada 2016, di mana saat itu kapal perang TNI AL menembak kapal nelayan dari China.

"Kemarin tidak ada satupun peluru yang keluar. Waktu 2016, kami sempat menembak ke kapal ikan China. Tapi sekarang ini kami tahan," beber Ali.

BACA JUGA: Jet Rafale Prancis vs Shukoi-35 Rusia, Menhan Prabowo Pilih Ini..

Kendati di Natuna, TNI telah mempersiapkan pangkalan gabungan untuk Satuan TNI Terpadu. 

"Satuan TNI Terpadu ini ada tiga angkatan di sana. Dan nanti akan dibentuk komandannya seorang bintang 1 di sana," jelas Ali.

Hal itu agar mengintegrasikan semua fasilitas pertahanan untuk memantau wilayah di Natuna. 

Ada lapangan terbang terintegrasi, dermaga juga terintegrasi, radar, Pusat komando pengendalian (Puskodal) terintegrasi, bahkan ada rumah sakit TNI terintegrasi.

"Di sinilah nanti kami bergabung. Kami nanti juga ingin mengajak angkatan lain seperti Badan Keamanan Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan mungkin polisi perairan, bahkan Bea Cukai nanti kami akan libatkan terkait pengawasan situasi di sana," ujar Ali.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co