GenPI.co - Indonesia melakukan manuver mematikan dengan menggandeng China untuk menghajar Junta Militer di Myanmar.
Aksi kebrutalan militer Myanmar terhadap warga sipil yang ikut dalam demonstrasi antikudeta semakin menjadi sorotan dunia.
BACA JUGA: Putin-Xi Jinping Kompak Tolak Sanksi untuk Junta Myanmar
Kerusuhan yang terjadi di Myanmar berawal dari aksi kudeta pemimpin sipil Aung San Suu Kyi oleh militer Myanmar atas tuduhan kecurangan dalam pemilu pada November tahun lalu.
Meskipun tuduhan tersebut telah dibantah oleh komisi pemilu, namun pihak militer yang telah menguasai pemerintahan selama beberapa dekade memutuskan untuk merebut kekuasaan secara paksa.
Negara-negara tetangga semakin kuat menyerukan perdamaian dan penghentian kekerasan Myanmar. Termasuk Indonesia yang dengan tegas mengecam tidakan brutal militer Myanmar.
Dalam agenda kunjungan luar negeri ke China, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi juga membahas perkembangan situasi di Myanmar dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.
“Kami memiliki kekhawatiran yang sama mencermati perkembangan situasi dan tidak ingin melihat rakyat Myanmar semakin menderita,” ujar Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia dan China memiliki kesamaan pandangan terkait pentingnya melakukan dialog dan segera mengakhiri kekerasan di Myanmar.
Lebih lanjut, Menlu Retno juga menjelaskan bahwa China mendukung upaya dan tawaran ASEAN untuk membantu Myanmar.
BACA JUGA: Seruan Maut PBB Ajak Indonesia Bantu Myanmar, Bikin Gemetar
China juga mendukung inisiatif Presiden Joko Widodo untuk mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN untuk membahas isu Myanmar.
Sementara itu, buntut dari aksi kekerasan ini adalah lebih dari 500 warga sipil tewas dalam dua bulan unjuk rasa untuk melawan kudeta militer Myanmar.(Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News