Iding Bisnis Kerupuk Kulit, Punya Cabang Penggoreng saat Pandemi

24 Juni 2021 07:20

GenPI.co - Kerupuk kulit yang diminati banyak orang di dalam negeri, menjadi peluang bisnis bagi sejumlah orang. Salah satunya adalah Iding.

Di bawah usaha PD Sinar Rahayu, Iding sukses memproduksi dan memasarkan produksi kerupuk kulitnya.

Dilansir dari laman ayopurwakarta, industri rumahan miliknya berlokasi di jalan Ipik Gandamanah Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.

BACA JUGA:  Suka Fesyen, Ojan dan Rekan Buka Clothing Line, Omzetnya Jutaan

Untuk mencapai target produksi yang disesuaikan dengan serapan pasar, Iding memperkerjakan 45 orang.

"Untuk proses produksi kerupuk kulit ada 20 orang. Kemudian proses pengemasan dan pemasaran ada 25 orang. Jadi, keseluruhan karyawan untuk di Purwakarta ada 45 orang," kata Iding dikutip dari ayopurwakarta.

BACA JUGA:  Ditantang Dosen, Rici Raih Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Paprika

Hebatnya lagi, Iding juga memiliki sentra produksi di luar Purwakarta, dengan merekrut beberapa karyawan yang disebutnya sebagai cabang penggorengan.

Di antaranya adalah cabang penggorengan Cikampek sebanyak 7 orang, Cianjur 12 orang, kemudian di Sagalaherang Subang ada 5 orang.

BACA JUGA:  Wanita Gigih Ini Sukses Bisnis Cilok, Omzetnya Luar Biasa

Adanya pandemi, juga dirasakan oleh Iding. Beruntungya, dia cepat beradaptasi sehingga tetap bisa produksi kerupuk kulit.

“Penyesuaiannya membuka cabang di berbagai daerah, dan alhamdulilah mampu menyerap tenaga kerja juga," ungkap Iding.

Ternyata bisnis produksi kerupuk kulit membutuhkan komitmen tinggi dalam hal pengaturan jam kerja.

Karena proses pembuatan kerupuk kulit dimulai, yaitu sejak awal bahan dasar kulit sapi datang, sekitar pukul 04.00 WIB.

Pasokan kulit yang masih segar tersebut dibersihkan dari bulu dan lemaknya.

Setelah bersih, lalu direbus dan dipotong-potong selanjutnya kulit dijemur. Semua proses dilakukan secara natural, tanpa campuran bahan kimia.

Di musim hujan seperti saat ini menjadi kendala pada proses pengeringan.

Penggantinya, menggunakan sistem oven. Namun, konsekuensinya, biaya produksi menjadi naik karena memerlukan bertabung-tabung gas elpiji sebagai bahan bakarnya.

“Karena yang namanya kerupuk kulit itu harus benar-benar dikeringkan. Apabila setengah kering bisa berlendir," ungkap Iding.

Pemasaran kerupuk kulit Iding, selain di Purwakarta juga ke Cianjur, Subang, Karawang, Sukabumi, Bogor, Garut, dan Bandung.

Iding, kini bahkan sudah mampu menembus wilayah Sumatera. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co