GenPI.co - Terinspirasi oleh guru saat sekolah, Rival Dwi Saputra memutuskan membangun bisnis.
Bisnis yang dibangunnya, yaitu clothing apparel. Menurut Rival, brand yang bernama Problem Club sudah berdiri sejak 2014 dengan menjual berbagai merchandise.
"Semuanya yang bisa dibuat kami jual. Beberapa aksesoris jug. Stik drum, pick gitar, kursi, semuanya yang bisa dijual pasti kami buat. Yang belum cuma sepatu saja," katanya kepada GenPI.co.
Rival mengaku sejak SD suka menggambar dan mendesain sesuatu.
Bahkan, awal perjalanan bisnisnya juga diawali dengan memanfaatkan gambar yang ia buat sendiri.
"Jadi awalnya saya bikin ilustrasi gambar untuk kaos gitu dan dipakai sama brand tertentu karena menurut saya hal itu keren," ujarnya.
Salah satu brand yang menjadi inspirasinya, yakni milik guru di SMK-nya.
"Saya banyak tanya juga sama beliau sampai akhirnya kepikiran punya brand. Modal awalnya cuma Rp 100-300 ribu," ucapnya.
Menurut Rival, uang modal tersebut berasal dari pendapatan jasa sewa kamera pribadinya kepada orang lain.
"Akhirnya uangnya muter dan saya pakai untuk cetak kaos, dititipin ke toko-toko teman. Awal buat kaos habis 20 pcs dalam sehari, bahkan 50 pcs juga habis," tuturnya.
Dengan skema bisnis tersebut dan memanfaatkan penjualan online, dia sempat memperoleh omzet hingga Rp 100-150 juta per bulan.
Namun, saat pandemi covid-19 ini pendapatannya tidak menentu.
Padahal, sejak awal dia menjual dagangannya via online.
"Dari awal saya juga enggak punya toko karena sudah tahu kalau penjualan lebih efektif di media sosial. Selain itu kami juga berjualan di event," katanya.
Oleh karena itu, bagi orang-orang yang ingin membeli barang dagangannya harus datang ke sebuah event atau belanja via online.
"Alhamdulillah sampai sekarang bisnis masih bagus, karena memang dari awal kami melakukan penjualan online. Stabil," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News