GenPI.co - Pita Puspitasari tak menyangka kerupuk bikinannya diminati pasar Korea Selatan (Korsel).
Padahal, bisnis kerupuk bernama Naura miliknya itu hanya dimulai dari dapur rumah.
Sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Pita sangat memahami kondisinya sangat terbatas.
Dia tak punya pabrik produksi khusus. Pabriknya ialah rumahnya sendiri.
Akan tetapi, perempuan yang tinggal di Desa Jatisura, Cikedung, Indramayu, itu tak pernah menyerah.
Bersama suaminya, dia selalu berusaha menciptakan inovasi-inovasi baru.
Pada awalnya, dia hanya membuat produk olahan dari buah mangga.
Misalnya, keripik mangga dan kopi biji mangga.
Produk awalnya itu kemudian mengantarkannya ke rezeki yang lebih besar.
Saat mengikuti sebuah bazar makanan, dia berkenalan dengan seseorang yang punya jaringan ekspor ke luar negeri.
"Ya, ada kurasinya dulu. Kebetulan produk kami yang lolos," ujar Pita kepada GenPI.co, Selasa (26/4).
Pita mengatakan produk yang lolos tersebut justru produk barunya, yakni kerupuk kulit sapi.
Meski penuh keterbatasan, Pita berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pasar Korsel.
Berbeda dengan produk yang dipasarkan di dalam negeri, Pita menyebut produk ekspor cukup ribet.
Sebab, dia harus memperhatikan kondisi minyak, nilai gizi, campuran bahan, dan sebagainya.
"Ekspor pertama 2.400 pcs kerupuk kulit sapi," katanya.
Dia berharap ke depan bisa kembali ekspor kerupuk kulit sapi lagi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News