GenPI.co - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan pemerintah berupaya memfasilitasi inovasi sektor teknologi dan melatih talenta digital.
Johnny mengatakan government spending menjadi stimulus penting untuk mengatasi ekonomi. Seluruh negara di dunia diprediksi mulai mengadopsi pengetatan kebijakan fiskal di tahun 2021.
Indonesia sendiri telah menerapkan kebijakan fiskal yang agresif, bahkan sampai dibuka ruang di mana Indonesia membuka disiplin fiskal yang sebelumnya terbilang konservatif.
Menurut Johnny, dengan defisit anggaran yang dibatasi sesuai amanat Undang-Undang Keuangan Negara, angka 3 persen dari produk domestik bruto menjadi sangat agresif.
Bahkan sampai dengan dibuka ruang 10 persen. Pemerintah, dengan kehati-hatiannya memanfaatkan 6,1 persen, pelebaran hutang kita dari PDB di tahun 2020.
“Dan perlahan semakin diketatkan 5,7 persen dari PDB Indonesia tahun 2021," katanya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu (28/8).
Saat ini pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara sedang berlangsung di DPR RI untuk tahun 2022.
Johnny mengaku dengan kebijakan itu akan adanya dampak terhadap pelaku industri termasuk dari sektor jasa keuangan.
Pelaku industri perlu mengantisipasi dampak dari kebijakan pengetatan fiskal secara bertahap ini.
Dampak tersebut berupa tingkat suku bunga crowding in out effect, iklim kompetisi, hingga pembiayaan inovasi berbasis teknologi digital.
Pemerintah berupaya melakukan intervensi agar bisa meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi khususnya investasi pada sumber daya manusia.
Upaya peningkatan kualitas SDM ini termasuk tentunya digital talent.
“Kita ingin agar pertumbuhan yang ditopang konsumsi juga ditopang produksi dan investasi dan ekspor yang memadai pada saat kita masuk ke recovery proses ekonomi nasional kita,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News