Ini Penyebab Ukuran Tahu di Gunungkidul Jadi Mengecil

Ini Penyebab Ukuran Tahu di Gunungkidul Jadi Mengecil - GenPI.co
perajin tahu. (Foto: Antara Jatim/Saiful Bahri/zk)

GenPI.co - Para perajin makanan tahu di Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul memperkecil ukuran tahu. Penyebabnya, untuk menyiasati tingginya harga kedelai impor.

Pengurus Paguyuban tahu Gunungkidul, Sakiyo mengatakan harga kedelai impor sebagai bahan baku utama pembuatan tahu mencapai Rp 10.700 per kilogram.

Tingginya harga kedelai impor, kata Sakito, terjadi sejak awal Januari 2021. Dari harga normal yang berkisar Rp6.500 - Rp7.000 per kilogram secara berangsur naik hingga saat ini mencapai Rp10.700 per kilogram.

BACA JUGA:  Perajin Tempe Terjepit, PSI Desak Pemerintah Tinjau Impor Kedelai

Salah satu langkah untuk menyiasati tingginya harga kedelai impor adalah dengan cara memperkecil ukuran tahu.

"Kami masih tetap memproduksi tahu sampai saat ini. Kami menyiasati tingginya harga kedelai ini dengan memperkecil ukuran tahu. Ada juga yang mempertahankan ukuran, tapi menaikkan harga tahu setiap kilogramnya," kata Sakiyo.

BACA JUGA:  Harga Kedelai Melonjak, Pedagang Tahu dan Tempe Mogok Kerja

Sakiyo mengatakan dampak kenaikkan harga kedelai ini, produksi tahu mengalami penurunan yang siginifikan. Sebelum harga kedelai mencapai di atas Rp10.000 ribu, dirinya bisa memproduksi tahu sebanyak 2-2,5 kuintal per hari.

Saat ini hanya satu kuintal per hari. "Produksi tahu di sini, penurunannya hampir lebih dari 50 persen. Kami berupaya bertahan semaksimal mungkin, meski produksi turun dan harga kedelai tinggi," katanya.

BACA JUGA:  Benarkah Anggapan Kedelai Dapat Menurunkan Kesuburan Pria?

Sakiyo berharap harga Kedelai dapat stabil dan ada langkah-langkah yang diambil pemerintah. "Kami berharap harga stabil pada kisaran Rp8.000-Rp8.500 per kilogram," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya