Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Bulan Madu

Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Bulan Madu - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Jadi, tidak benar stasiun Bandung-nya hanya di Padalarang. Begitulah yang dikesankan di medsos selama ini.

Memang orang Bandung di pusat kota bisa merasa kurang praktis: masih jauh dari Padalarang maupun Tegalluar. Juga sama-sama ruwet. Apalagi pagi atau sore hari. Akhir pekan. Hujan. Macetnya tidak perlu ditulis lagi.

Untuk tujuan tengah kota Bandung pilihan utama kelihatannya tetap lewat jalan tol. Apalagi segera ada tol Jakarta-Bandung yang baru. Yakni Jakarta-Cikampek II. Kini sedang dikerjakan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Badai Berlalu

Orang Jakarta bagian selatan bisa lewat tol baru itu. Dari tol Simatupang langsung ke arah timur. Tembus di jalan tol Cileunyi. Dengan demikian tidak perlu lewat tol Cawang-Bekasi-Cikampek yang padat itu –meskipun sudah ada tol layang MBZ di sampingnya.

Bagi orang Jaksel, ke Bandung lewat tol baru itu bisa hemat waktu sekitar 30 menit. Ketika ke km 151 saya melihat stasiun Tegalluar itu belum selesai dibangun. Tapi sosok megahnya sudah kelihatan. Terlihat jelas dari jalan tol. Tidak sampai 200 meter dari km 151.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Zaytun Menara

Berarti begitu turun di stasiun Tegalluar nanti bisa langsung masuk tol Cileunyi. Pun yang stasiun Halim. Bisa ke stasiun itu langsung dari jalan tol yang tidak jauh di timur Cawang. Koneksi stasiun dengan jalan tol sudah terpadu.

Dari km 151 itu saya ke Ibis Trans Studio. Exit di Buah Batu. Jaraknya tinggal 6 km lagi. Tapi, ini Jumat petang. Akhir pekan. Gerimis. Untuk jarak 6 km itu perlu waktu 1 jam.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Aceh Only

Dan itu tidak ada hubungannya dengan kereta cepat Yajiada-Wanlong. Kalau pun Anda ke Bandung lewat tol, lalu exit di Buah Batu, akan mengalami siksaan yang sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya