#53 Low Cost Carrier Terminal (LCCT)

#53 Low Cost Carrier Terminal (LCCT) - GenPI.co

London pun setali tiga uang. Ada 6 bandara di London dengan dua diantaranya adalah LCCT yaitu Standstead (STN) dan Luton (LTN). Pada kurun waktu 2013-2017 total trafik di 6 airport tumbuh 25,6% dimana dua LCCT (STN dan LTN) tumbuh 51,4 %, sementara  4 bandara Non-LCCT tumbuh hanya 19%.

Penurunan cost/pax di STN sebesar 7% di tahun 2014 terbukti meningkatkan jumlah pax sebesar 20% pada periode yang sama. Saat ini STN merupakan the fastest growing airport, dengan permintaan slot sebesar 12,1% per tahun; dibandingkan dengan Heathrow (LHR) yang sebesar 1,4% dan Gatwick (LGW) sebesar 2,1%. Gatwick adalah bandara Non-LCCT tapi berhasil meningkatkan trafik cukup signifikan dengan mengundang LCC seperti Easy-Jet, FlyBee, Norwegian Air Shuttle, Ryan Air, Vueling, Wizz Air, WOW Air, TUI Airways; dengan menurunkan Airport charges-nya lebih rendah dari Heathrow.

LCT

Untuk Indonesia, saat ini bandara yang paling siap dikembangkan menjadi LCCT adalah Terminal 2 Soekarno-Hatta. Secara de facto, sebenarnya PT Angkasa Pura II sudah memiliki LCCT untuk penerbangan domestik, yakni Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, karena faktanya sekarang semua penerbangan (low cost) Lion Group dan Citilink berada di Terminal 1. Sesuai dengan informasi yang diterima, nantinya Terminal 1 menjadi full LCCT penerbangan domestic, sedangkan Terminal 2 full LCCT untuk penerbangan domestik dan internasional.

Bandara Banyuwangi juga sedang dikembangkan menjadi LCCT. Penetapan Bandara Banyuwangi sebagai LCCT merupakan tindak lanjut pertemuan saya dengan Dirut AP II Muhammad Awaluddin. Nantinya pengembangan Bandara Banyuwangi akan dilakukan penebalan landasan (Overlay Runway) sehingga dapat mengakomodir pasawat tipe Boeing 737-8 NG , 737-9 ER dan Airbus 320; dari perluasan tempat parkir pesawat (apron) juga ditingkatkan. yang mulanya hanya mampu menampung 3 pesawat Narrow Body, kini bisa menjadi 9 pesawat Narrow Body.

Untuk infrastruktur lainya seperti lahan parkir kendaraan juga diperlebar yang semula hanya 2.000 m2 (80 kendaraan) menjadi 5.000 m2 (260 kendaraan). Yang terakhir perluasan Terminal Penumpang dari 7000m2 yang hanya mampu menampung 700 ribu pax/tahun. Menjadi 20.000m2 atau setara 2 juta pax/tahun.

Setelah LCCT, ada yang menginginkan adanya Low Cost Terminal (LCT), yaitu terminal yang sejak awal memang didesain low cost, bukan hanya sekedar menurunkan tarif seperti LCCT. Konsep LCT yang diusulkan adalah pendapatannya seimbang baik dari sisi aeronautical maupun non-aeronauticalnya. Untuk itu, secara khusus saya telah berbicara dengan beberapa CEO Airlines, untuk membantu mengimplementasikan konsep LCT di Indonesia.

Bila wisman menggunakan LCC, tidak berarti spendingnya harus kecil. Contohnya Thailand yang memiliki banyak terminal LCC, namun Average Spending per Arrival-nya (ASPA) mencapai 1.500 dolar AS. Sementara Indonesia masih di angka 1.200 dolar AS. Tingkat keterisian penumpang (okupansi) pesawat ke destinasi biasanya juga lebih banyak untuk kelas ekonomi. Ini bisa membuktikan penggunaan LCCT tidak mengurangi ASPA.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya