#28 Peluang Sharing Economy

#28 Peluang Sharing Economy - GenPI.co
Sharing Economy

All Online. Setiap traveller akan dapat mengakses pasokan/inventory dan melakukan pencarian layanan (Look), memesan (Book), membayar (Pay) secara online dengan cepat tanpa menunggu antrian dan mudah. Dengan menggunakan platform digital mereka menikmati apa yang disebut “seamless customer experience” dalam mencari, memesan, dan membayar layanan wisata.

Do-It-Yourself. Setiap aktivitas Look-Book-Pay para travellers mulai dilakukan sendiri tanpa perlu bantuan dari petugas customer service. Saat ini di seluruh dunia terjadi tren munculnya apa yang disebut “Free Independent Travellers” (FIT), yaitu travellers yang menyusun sendiri paket liburan mereka, tak lagi menggunakan jasa operator travel. Di Cina misalnya, kini FIT merupakan mayoritas travellers dengan porsi lebih dari 70%.

Social. Dengan perkembangan media sosial maka travellercenderung akan mencari destinasi wisata berdasarkan reviewatau rekomendasi dari komunitas. Sebelum merencanakan liburan mereka sibuk berselancar di internet untuk mengetahui rating dari destinasi wisata, hotel, restauran yang akan mereka kunjungi. Survei global menunjukkan, sekitar 53% travellers tak melakukan booking akomodasi tanpa melihat review dari TripAdvisor terlebih dahulu.

The Rising of Sharing Economy

Seiring dengan perubahan konsumen yang makin digital dan hyper-connected di atas, kini muncul tren sharing economy di sektor pariwisata. Model bisnis berbagi ini merupakan cara baru yang dilakukan oleh generasi baru untuk melakukan bisnis dengan cara yang lebih efisien yaitu saling berbagi dalam memanfaatkan aset atau resources.

Jadi, kalau dulu kita menerapkan pendekatan “owning economy”, maka kini kita menggunakan “sharing economy”. Kalau yang pertama kita harus menguasai aset, yang kedua mengkolaborasikan aset. Kalau yang pertama memerlukan aset (memerlukan capital expenditure), yang kedua praktis tak memerlukan aset. Kalau yang pertama kita harus membeli aset, yang kedua kita cukup mengakses aset. Kalau yang pertama terdapat banyak idle capacity, maka yang kedua kita memanfaatkan semaksimal mungkin idle capacitytersebut. Karena karakteristik semacam ini sharing economymenjadi super-efisien.

Dalberg, konsultan global, mendefinisikan digital sharing economy sebagai: “Sharing assets (physical, financial, and/or human capital) between many, without transferring ownership, via a digital platform to create economic value for at least two parties.” Dari definisi tersebut menjadi jelas bahwa sharing economy menitikberatkan pada penggunaan aset secara bersama dan transaksi yang dilakukan melalui digital platform.

Kini mulai bermunculan perusahaan-perusahaan digital yang menerapkan sharing economy dan mampu secara revolusioner mengubah lanskap industri pariwisata. Perusahaan seperti AirBnB yang sama sekali tidak memiliki hotel kini bisa menjadi perusahaan pemesanan kamar terbesar di dunia. Demikian juga halnya Uber yang tidak memiliki armada taksi bisa menjadi perusahaan pemesanan taksi terbesar di dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Selanjutnya