#21 Raja Salman dan Halal Tourism

#21 Raja Salman dan Halal Tourism - GenPI.co
Raja Salman dan Presiden Joko Widodo.

Kalau kita lihat peringkat di Crescent-Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) sebagai acuan global untuk daya saing halal tourism, lagi-lagi ketinggalan dari Malaysia yang menduduki peringkat puncak atau nomor 1, kita baru bisa mencapai peringkat 4 (tahun 2015), itupun sudah naik 2 peringkat dari tahun sebelumnya. Jumlah wisman muslim yang ke Indonesia pada tahun 2015 hanya sekitar 2,2 juta. Masih kalah dengan Singapura (3,6 juta), Thailand (4,8 juta), maupun Malaysia (6,18 juta).

Halal tourism adalah portfolio penting bagi pariwisata nasional untuk mencapai target 20 juta wisman dengan menjaring wisatawan muslim global, target kita pada 2019 nanti adalah 5 juta wisman muslim dan 242 juta perjalanan wisnus muslim, serta menduduki peringkat 1 GMTI. Apalagi negara kita adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, by default bisa dikatakan pariwisata kita adalah pariwisata halal. Kita membentuk Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal yang diketuai Pak Riyanto Sofyan, yang sudah malang-melintang bertahun-tahun di industri halal terutama bidang hospitality. 

#21 Raja Salman dan Halal Tourism

#21 Raja Salman dan Halal Tourism

Peluang dan Tantangan

Dalam merumuskan strategi untuk mengembangkan halal tourism saya melihat ada 3 peluang dan 3 tantangan utama yang kita hadapi. Peluang pertama adalah daya tarik pariwisata kita yang beragam dan sudah berkembang. Kita punya tiga portofolio produk atau destinasi yang bisa dikembangkan untuk halal tourism yang terdiri dari wisata budaya (culture), wisata alam (nature) dan wisata buatan (man-made).

Kedua, muslim-friendly amenities (hotel, kafe, restoran, dll) kita juga sudah siap. Seperti yang saya katakan di depan, by default negara kita sudah pasti muslim-friendly. Kalau di Jepang atau Thailand, agar bisa muslim-friendly mereka harus secara khusus membangun masjid atau mushola. Di Indonesia, masjid dan mushola sudah tersedia di mana-mana hingga ke kampung-kampung, kita tak perlu membangun lagi.

Ketiga, adalah peluang kerjasama dengan lembaga atau organisasi multinasional untuk mengembangkan infrastruktur pariwisata halal. Terkait dengan hal ini, saya menyakini kedatangan Raja Salman akan semakin menarik minat investor dari Arab Saudi dan Timur Tengah untuk berinvestasi di bidang infrastruktur pariwisata di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya