DEAR DIARY

Kisah Mualaf: Allah Beri Hidayah di Jalan Hidupku 

Kisah Mualaf: Allah Beri Hidayah di Jalan Hidupku  - GenPI.co
Muhamad Crisdo Afandy Nainggolan (foto: Dok. Crisdo)

Empat hari setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, aku baru memberanikan diri untuk berterus terang.

Orang tua marah mendengar aku menjadi mualaf, hingga akhirnya aku pun diusir dari rumah tanpa boleh membawa satu pun barang yang dibeli dengan uang orang tua.

Jam dua pagi aku berkelana untuk mencari suaka. Akhirnya, aku mencoba untuk menghubungi teman-temanku dan salah satu dari mereka mengizinkanku untuk tinggal bersamanya di pasar.

Selama tiga bulan itu aku pun menjadi kuli pasar. Namun, Allah memang maha pengasih. Selama tiga bulan pertama masuk Islam, rezeki tak pernah putus aku dapatkan dengan berbagai wujud.

Aku bahkan dikasih rezeki untuk menjadi marbot musala di daerah Tanah Baru. 

Lalu, aku juga sempat menjadi guru olahraga di sebuah madrasah di Tanah Baru selama empat sampai lima bulan.

Setelah itu, aku pun mendapat tawaran untuk bekerja di sebuah perusahan, dan hingga saat ini masih kujalani.

Hingga hari ini, aku masih terus belajar dan memperdalam ajaran agama Islam, mulai dari mengaji dan hukum-hukumnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya