Seketika aku menyadari risiko yang sudah aku pilih, tetap saja aku coba untuk menjalaninya. Sampai pada akhirnya aku bisa seperti sekarang.
Berbicara soal puasa, awalnya aku memang tidak kuat karena masih belajar, ya, ditambah belum terbiasa.
Akan tetapi, lama-kelamaan aku terbisa untuk menyesuaikan, walaupun masih ada yang bolong.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Sempat Putus Cinta, Kami Menikah Secara Islam
Aku pikir kesulitan menjadi seorang mualaf itu sebenarnya tidak ada. Semua itu tergantung keimanan sama niat dari diri sendiri saja.
Jika memang didasarkan niat pasti kuat, kok. Aku meyakini itu dan selama ini hal itu yang aku alami.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Istikamah di Jalan Islam Meski Pernikahan Retak
Memang pada awalnya aku paling sulit buat mengaji, tetapi lama-kelamaan aku menyadari niat itu lebih utama.
Kalau niat dari diri sendiri salah, semua hal pasti tidak akan beres.
BACA JUGA: Kisah Mualaf: Mendengar Suara Ngaji, Aku Mantap Jadi Hamba Allah
Ramadan tahun ini aku berharap semoga orang tuaku bisa pergi umroh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News