Catatan Dahlan Iskan soal Harga BBM Naik: Vivo 1000

Catatan Dahlan Iskan soal Harga BBM Naik: Vivo 1000 - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - "Tadi isi bensin, kok beda ya harganya. Yang di Karawang tadi Rp 7000-an. Di Sragen ini kok Rp 10 ribuan ya....".

Teman saya itu dalam perjalanan dari Jakarta ke Surabaya. Ia tidak memonitor berita. Ia tidak tahu ada harga BBM naik, mendadak, ketika ia berada di tengah perjalanan dari Karawang ke Sragen. Di hari Sabtu lalu.

Ia jadi saksi betapa mendadak pengumuman itu. Di akhir pekan pula. Saya jadi ingat Pak Jusuf Kalla. Cara seperti itu telah menjadi bagian dari  kecerdikannya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Siapa Membunuh Putri (1)

Pernah pada zaman Pak JK, harga BBM diumumkan justru di hari akhir menjelang bulan puasa. Zaman Pak JK menjabat wakil presiden itu demo pasti meledak di setiap kenaikan harga bahan bakar minyak.

Maka momentum mengumumkannya menjadi penting. Di bulan puasa konsentrasi umat beribadah. Berpuasa. Pun akhir pekan. Potensi demo turun drastis. Perhatian masyarakat di akhir pekan adalah pada liburan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Rani Jaringan

Sayangnya medsos tidak mengenal puasa. Juga tidak mengenal hari libur akhir pekan. Maka keributan tetap terjadi. Di medsos. Hanya di medsos. Toh akhirnya kenaikan harga BBM itu harus diterima.

Memang hanya ekonom Kwik Kian Gie yang tervokal menolak kenaikan harga BBM. Ia tidak bisa mengerti alasan pemerintah yang didengungkan selama ini: subsidi yang besar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Tiongkok: Lima Sekawan

Yang kalau ditotal mencapai Rp 502 triliun. Ekonom Anthony Budiawan juga tidak kalah vokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya