Catatan Dahlan Iskan soal Pedagang Mi: Jenny Mie

Catatan Dahlan Iskan soal Pedagang Mi: Jenny Mie - GenPI.co
Dahlan Iskan menuliskan catatan tentang pedagang mi. Judul tulisannya ialah Jenny Mie. Foto: Dahlan Iskan

Manusia itu, Anda sudah tahu, kian tambah usia kian peduli asupan. Pun Jenny. Dia gelisah oleh kandungan gluten dalam terigu. Mungkin hanya para perusuh di Disway yang tidak gelisah.

Sampailah penelitian Jenny pada sagu. Berhasil. Bentuknya benar-benar mie. Rasanya bisa bersaing dengan mie terigu –kecuali bagi yang sudah kecanduan kuras devisa.

Kamis malam itu saya disuguhi lima jenis menu sagu sekaligus. Lima mangkuk. Ampun. Di pojok perut mana mau ditampung semua itu. Ada mangkuk mie daging.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengusaha Kertas: Kertas Mati

Warna mie-nya pink. Ada mangkuk mie ayam. Warna mie-nya kuning. Ada mangkuk mie bakso. Warna mi-nya ungu. Masih ada mie warna hijau.

Menu lainnya: kerupuk sagu warna  putih, tipis, renyah, gurih. Warna-warna mie itu dibuat sebagai daya tarik tambahan. Juga khasiat imbuhan. Kuning dari kunyit, pink dari buah naga, merah dari buah merah Papua, hijau dari PKB –saya hanya ingat hijau itu PKB.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Politik di Amerika Serikat: Tengah Periode

Jenny tidak berhenti di mie. Dia juga membuat macaroni sagu. Dia lagi meneliti bagaimana macaroni sagu bisa untuk makanan tahan lama. Yakni lewat teknologi pangan yang termodern. Bisa juga untuk jamaah haji atau umrah.

Saya diberi contoh hasil uji coba itu. Tapi perut saya tidak kuat lagi. Saya pun dengan setengah riya' minta agar contoh itu bisa saya bawa pulang. Saya yakin cucu-cucu saya bisa mengikuti petunjuk pemakaian yang tertera di kotak itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis: Berpacu Waktu

Saya akan makan ramai-ramai sekeluarga. Sekalian menjelaskan apa itu sagu. Agar mereka tahu bahwa di dunia ini tidak hanya ada Black Pink.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya