Catatan Dahlan Iskan soal Pedagang Mi: Jenny Mie

Catatan Dahlan Iskan soal Pedagang Mi: Jenny Mie - GenPI.co
Dahlan Iskan menuliskan catatan tentang pedagang mi. Judul tulisannya ialah Jenny Mie. Foto: Dahlan Iskan

Intinya: di dalam boks itu ada tiga sachet. Yakni sachet macaroni, sachet bumbu, dan satu sachet lagi jangan dimakan. Itu sachet yang bisa menggantikan api.

Setelah dibuka harus ditaruh di bagian paling bawah boks. Di atas itu ditaruh seperti mangkuk segi empat. Sachet macaroni dan bumbu dibuka. Isinya ditaruh di mangkuk tadi. Terakhir: ditutup.

Sesaat kemudian boks itu panas sendiri. Isinya mendidih. Macaroni pun masak. Panas. Enak dimakan –mestinya. Saya akan coba Minggu hari ini, kalau cucu-cucu tidak sibuk basket.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Pengusaha Kertas: Kertas Mati

Keesokan malamnya saya ke Sagolisious lagi. Ingin melengkapi wawancara dengan Jenny. Perut  saya lagi kenyang. Baru saja makan durian cukup banyak –tidak jauh dari situ.

Saya tidak mau ada lima mangkuk mie sagu lagi. Maka Jenny pilihkan saya satu menu saja: mie dingin yang diberi es batu. Ups, dua menu, dengan kerupuk sagu putih yang saya sudah tahu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Politik di Amerika Serikat: Tengah Periode

Awalnya saya agak ragu menerima tawaran mie dingin. Pakai es pula. Tapi saya ingat: mie sejenis itulah makanan yang paling saya suka selama di Korea Utara sebelum Covid lalu. Seger. Kuahnya berasa.

Saya tunggu saja: seperti apa mie dingin ala Sagolisiousnya Jenny ini. Begitu disajikan saya berteriak di dalam hati: Oh, tidak pakai telur rebus. Beda dengan yang di Pyongyang. Jangan-jangan rasanya juga beda.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis: Berpacu Waktu

Horeeee ternyata tidak beda. Sama enaknya. Sama segarnya. Mie dingin itu pun segera bertempur dengan durian di dalam perut saya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya