Presiden Prancis Hingga Raja Maroko Jadi Target Mata-mata Siber

Presiden Prancis Hingga Raja Maroko Jadi Target Mata-mata Siber - GenPI.co
Presiden Prancis Emmanuel macron berbicara via telepon genggamnya selama pertemuan Uni Eropa di Brussel, 20 Juli 2020. (Foto: John Thys, Pool Photo via AP)

Radio Prancis membuat klaim dua hari setelah itu dan beberapa outlet berita lainnya, termasuk The Washington Post dan The Guardian, melaporkan bahwa perangkat lunak Israel telah digunakan oleh pemerintah untuk memata-matai para aktivis, jurnalis, pengacara, dan politisi di seluruh dunia.

Daftar target didominasi oleh nomor dari 10 negara — Azerbaijan, Bahrain, Hongaria, India, Kazakhstan, Meksiko, Maroko, Rwanda, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Maroko membantah tuduhan itu pada hari Senin, dengan mengatakan tidak pernah memperoleh perangkat lunak komputer untuk menyusup ke perangkat komunikasi.

BACA JUGA:  Percobaan Sukses, Ilmuwan Israel Temukan Beberapa Obat Covid-19

Radio Prancis mengklaim raja negara itu ada dalam daftar serta "sejumlah besar" bangsawan Maroko.

Daftar itu dikatakan termasuk istri raja, Lalla Salma Bennani; sepupunya Pangeran Moulay Hicham Alaoui, dijuluki "pangeran merah" karena pandangannya yang progresif; mantan menantu mendiang Raja Hassan II; pengusaha Fouad Filali; dan mantan pengawal Hassan II, Mohamed Mediouri, yang merupakan ayah tiri raja saat ini.

BACA JUGA:  Dicolek dengan 2 Roket, Israel Balas dengan 12 Tembakan Altileri

"Tetapi yang paling mengejutkan, ketika Anda melihat lebih dekat pada daftar ini, adalah bahwa penguasa itu sendiri termasuk di antara mereka yang jumlahnya dipilih sebagai target potensial Pegasus," kata laporan itu.

Radio Prancis menambahkan bahwa "seluruh rombongan raja mengalami nasib yang sama", termasuk bendaharanya Sidi Mohammed Alaoui, sekretaris pribadinya dan tiga anggota keluarga yang terakhir.

BACA JUGA:  Teror 3 Roket di Hari Iduladha! Taliban Membantah, Lalu Siapa ?

Daftar itu juga dikatakan termasuk jumlah kepala gendarmerie kerajaan Maroko, serta mantan pengawal raja, Hassan Charrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya