Mafia Kesehatan Raup Keuntungan di Tengah Penderitaan Rakyat

Mafia Kesehatan Raup Keuntungan di Tengah Penderitaan Rakyat - GenPI.co
Ilustrasi: Tes PCR Covid-19 (foto: freepik)

GenPI.co - Sekretaris Jenderal Organisasi sayap aktivis pro demokrasi PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), Abe Tanditasik menilai ada permainan bisnis dalam tes PCR covid-19 yang terkesan dibiarkan.

Menurutnya, mafia kesehatan meraup untuk besar di tengah penderitaan rakyat. Pasalnya, masyarakat harus mengeluarkan biaya untuk mengetahui hasil tes PCR secara cepat.

Abe bahkan mengatakan bahwa ada permainan istilah untuk mendapatkan hasil cepat dengan membayar lebih, yaitu “silver”, “gold”, dan “platinum”.

BACA JUGA:  Organisasi Sayap PDIP Minta Pemerintah Hentikan Tes PCR Berbayar

“Untuk ‘silver’, hasil keluar minimal sepuluh hari. Kalau ternyata positif dan pasien terlanjur meninggal, ya sudah. Ini jadi seperti bisnis pemakaman,” katanya kepada GenPI.co, Sabtu (31/7).

Abe memaparkan bahwa aktivis Redpem bahkan menemukan sebuah ibukota Provinsi yang hanya memiliki satu lab penguji tes PCR. Hal itu membuat semua lab penerima sampel mengirimkannya ke sana.

BACA JUGA:  Setelah Pendaftaran Tes PPPK, Guru Honorer Makin Deg-degan, Nih

“Lab swasta tersebut mematok harga minimal Rp 900 ribu. Bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan sampel yang dari puskesmas?” paparnya.

Oleh karena itu, Redpem menyarankan agar tes swab antigen dan PCR harus dilakukan secara gratis dan dilakukan dengan sistem “jemput bola”.

Lebih lanjut, Abe meminta BUMN dan BUMD kesehatan tak menjadi makelar obat dan vitamin dengan menjual kedua barang itu dengan harga eceran tertinggi (HET).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya