Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

Saya harus lebih dahulu memastikan hubunganku dengan Suriyana. Dan itu besok. Sabtu besok. Suriyana mengabari akan datang dengan kejutan.

Minggu sebelumnya dia membawakan untuk saya kamera Panasonic, seri awal Lumix. Dia membeli karena tertarik dengan bobotnya yang ringan dan bodinya kecil. Ringkas.

Hasil foto dengan setingan otomatisnya pun bagus sekali. Dia menghadiahkan untuk saya, karena katanya, dia jarang sekali bahkan nyaris tak pernah memakainya sejak kamera itu dia beli. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Situasi Amerika Serikat: Rasialis Fanatis

Saya tak bisa menolak. Dia memberi dengan amat tulus. Lagi pula saya memang sangat ingin punya dan perlu kamera sendiri.

Terkait pekerjaan saya dan hobi saya mengambil foto jalanan. Hobi baru yang masih terkait pekerjaan. Tapi bisa terlepas sama sekali dari foto jurnalisme.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Dipanggil, Siapa Membunuh Putri (16)

Pendekatan street photography membuat saya memotret benar-benar dengan cara pandang saya pribadi, bukan sebagai jurnalis yang memotret untuk koran saya, untuk pembaca saya. 

Sidang terakhir kasus pembunuhan Putri makin memojokkan AKPB Pintor. Pembela Awang dan Runi menuntut agar dilakukan otopsi ulang atas mayat korban, karena kurangnya bukti yang meyakinkan yang mendukung tuduhan atas tersangka.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Sidang yang Tegang, Siapa Membunuh Putri (15)

Ia juga menuntuk agar AKPB Pintor ditetapkan sebagai tersangka, karena indikasi keterlibatannya – bahkan semakin mengarah bahwa dialah otaknya - semakin kuat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya