Berita wuhan terkini : China Minta WHO Selidiki Spanyol...

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi telah diterapkan di DKI Jakarta. Hasilnya, penularan virus corona kembali meledak.

Dalam sebuah penelitian di server DASH Universitas Harvard, analis menggunakan gambar satelit dari tempat parkir di enam rumah sakit di Wuhan. 

China mengungkapkan latar belakang lockdown atau penutupan Kota Wuhan melalui buku putih ini.

Pasien covid-19 yang meninggal atau dirawat di ICU ditemukan mengalami kekurangan vitamin K. Vitamin K banyak terkandung di bayam dan brokoli.

Warga China marah. Semua kompak meminta tabir misteri kematian dokter di Wuhan. Misteri kematian dokter yang bertugas mengatasi covid-19 belum terpecahkan.

Beberapa waktu belakangan sebuah penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang kurang asupan vitamin K berisiko tinggi terkena virus corona.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampaknya mulai ampun-ampunan melihat kurva orang positif virus corona kian meningkat.

Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock mengatakan angka kematian ini sangat menyedihkan. 

Dalam informasi yang didapatkan AP tersebut terbukti bahwa China ternyata sempat menutupi informasi penting virus Corona pada awal wabah. 

Setiap minggu Wuhan berduka. Selalu saja ada dokter yang yang meninggal dunia. Terakhir, ada dokter Hu Weifeng yang gugur. Ada apa dengan China?

Teka-teki virus corona akhirnya perlahan mulai terkuak. Salah satu peneliti China mengatakan bahwa virus pertama kali bukan merebak dari pasar di Wuhan.

Bayangan kota mati dan lockdown sana-sini langsung muncul di benak warga Surabaya. Akankah kota mereka bisa seperi Wuhan? Soal itu, jubir Covid-19 bilang begini

Jika nantinya kebijakan new normal ini resmi diberlakukan, maka beberapa aspek dalam kehidupan masyarakat akan berubah dari yang sebelumnya.

Tentara China membuka rahasia tak wajar corona di Wuhan. Ada banyak penyiksaan di dalamnya. Tabir rahasia virus corona di Wuhan terus dipreteli satu-satu.

Gelombang kedua wabah virus corona dikabarkan akan kembali menyerang. Namun, negara maju ini enggan menerapkan lockdown jika hal itu terjadi.