Kisah Mualaf: Aku Masuk Islam Setelah Dapat Ayah Baru

11 Mei 2021 06:50

GenPI.co - Namaku Muryanto Bagas Sistiyono, berasal dari Cepu, Jawa Tengah.

Sejak kecil, aku cukup asing dengan Agama Islam. Sebab, dulu aku menempuh pendidikan di sekolah Katolik. 

BACA JUGA: Kisah Mualaf: Indahnya Kasih Sayang Allah saat Salat Pertama

Saat itu, aku belajar semua hal tentang Agama Katolik. Aku juga rajin pergi dan berdoa di gereja. 

Aku ingat sekali, setiap kali pergi ke gereja, aku selalu diantar oleh pamanku.

Saat itu, aku memang lebih dekat dengan pamanku, karena ayah dan ibuku sudah berpisah. 

Tentu hal itu membuatku tak mengenal sosok ayah. 

Pada 2009, ibuku memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang pria Muslim. 

Dari situlah aku memutuskan untuk membaca dua kalimat syahadat. 

Dengan dibimbing oleh ayah baruku, aku pun mengucapkan dua kalimat syahadat.

Setelah itu, aku pun banyak belajar kepadanya tentang Agama Islam. 

Meskipun bukan ayah kandungku, beliau sangat sabar dan telaten saat mengajariku tentang Islam. 

Setiap hari, aku belajar salat dan mengaji dengannya. 

Setelah menjadi mualaf, dalam salat pertamaku, aku merasakan hal yang tak pernah aku rasa sebelumnya. 

Meskipun belum lancar dalam bacaan, aku terus berusaha untuk memperbaikinya. 

Dalam waktu yang cukup singkat, aku berhasil menghafal bacaan salat. 

Tak hanya itu, aku juga bisa membaca Al-Qur'an dalam waktu yang cukup cepat. 

Tentu hal itu tak lepas dari kesabaran ayahku dalam membimbingku. 

Aku merasa sangat bersyukur mempunyai ayah sepertinya. 

BACA JUGA: Kisah Mualaf: Mimpi jadi Nyata, Aku Ucapkan 2 Kalimat Syahadat

Kini, aku terus berusaha untuk memperbaiki diri. Bagiku, tak ada kata cukup untuk terus memperbaiki diri. 

Aku berharap, bisa menjadi anak saleh yang bisa membawa kedua orang tuaku ke dalam surga Allah. Amin. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Yasserina Rawie Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co