GenPI.co - Halo semuanya, perkenalkan namaku Najwa Syifa. Aku ingin bercerita soal kisah cintaku bersama suami yang merupakan seorang mualaf.
Aku alhamdulillah beragama Islam sejak lahir, yang mana itu merupakan awal mula kehidupan hingga sekarang.
Waktu masih mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA), aku bertemu dengan seorang pria yang beragama Kristen.
Awal mula pacaran, kami cukup terbuka terkait pembahasan soal agama.
Namun, aku khawatir karena dia mengaku ingin pindah agama karenaku.
"Aku nggak mau kamu pindah agama ke Islam karena alasan cinta dengan manusia," ucapku kala itu.
Mendengarku berbicara, dia pun terdiam karena memang ternyata ingin membuatku terkesan jika pindah agama.
Aku pun melarang keras dia untuk pindah agama jika hanya karena cinta kepadaku.
Singkat cerita, kami pun mengakhiri hubungan tersebut karena berbeda tempat kuliah.
Namun, alasan sebenarnya bukan hanya itu saja. Sebab, aku tidak ingin dia fokus pindah agama hanya karena bucin (budak cinta).
"Aku tidak mau menjadikan cinta sebagai alasan dia meninggalkan agama lamanya," gumamku.
Setelah hampir dua tahun pisah, aku merindukannya sehingga iseng untuk melihat media sosial mantan pacar.
Aku pun dibuat terkejut karena dia telah benar-benar menjadi mualaf.
Selain itu, dia juga mengaku sudah siap menikah. Entah bagaimana, kami pun kembali berhubungan.
"Kamu kenapa sampai pindah ke Islam, Mas?" tanyaku.
"Aku pindah bukan karena cinta kepada manusia, apalagi kamu. Namun, aku bingung dengan konsep Tritunggal," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengaku makin kuat keyakinannya untuk memeluk Islam.
Alhamdulillah, kami akhirnya menikah setelah lulus kuliah bersama meski berbeda kampus.
Kisah mualaf ini seperti dituturkan Najwa Syifa kepada GenPI.co.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News