GenPI.co - Namaku Christine Dyandra, aku baru menjadi mualaf sekitar satu tahun.
Aku tidak mengganti namaku karena aku suka dengan nama pemberian Mama.
Walaupun awalnya kedua orangtuaku tidak setuju, namun akhirnya mereka mengerti.
Sebab, menjadi seorang muslim adalah pilihan dan jalan hidupku saat ini.
Sejujurnya, sejak lama aku sudah mempelajari soal Islam dari teman-temanku di kampus.
Sebab, aku berkuliah di salah satu kampus Islam di Tangerang Selatan.
Aku sangat senang dengan perilaku mereka yang menyenangkan dan baik.
Sampai pada akhirnya aku bertanya dan belajar membaca Al-Quran. Dua tahun lalu aku memulainya lewat Iqra.
Saat ini aku sedang berupaya untuk mengkhatamkan Al-Quran, Insya Allah sebelum lebaran aku bisa menyelesaikannya.
Di rumah, kedua orang tuaku juga memberi semangat untuk berpuasa. Mereka senang sekali ketika aku membaca Al-Quran di rumah.
Namun, aku belum memiliki kesempatan untuk solat tarawih di masjid. Sebab, letak masjid agak jauh dari rumah.
Walaupun tidak pernah tarawih, tetapi aku tidak pernah melewatkan solat 5 waktu. Bahkan, orang tuaku juga membelikan mukena dan sajadah baru untuk solat ied nanti.
Kami juga mengganti jadwal sarapan karena aku harus sahur untuk berpuasa.
Menurut mereka, berpuasa sangat baik untuk kesehatan. Oleh sebab itu, mereka ikut berpuasa juga di bulan ramadan ini.
Aku sangat senang bisa menjadi seorang muslim. Harapanku agar bisa istoqomah menjadi bagian dari Islam itu sendiri.
Kisah mualaf ini seperti dituturkan Christine Dyandra kepada GenPI.co.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News