GenPI.co - Halo, namaku Allen Safitri. Memeluk agama Islam menjadi keputusan terbaik yang pernah kulakukan.
Aku memang memiliki background keluarga dengan agama yang berbeda. Papahku merupakan Kristen, sedangkan ibuku ialah Muslim.
Bahkan, jauh sebelum aku memutuskan menjadi mualaf, aku pernah melakukan doa kepada banyak dewa dewi sebelum tidur, salah satunya Kwan Im.
Hal tersebut aku lakukan saat masih di Taman Kanak-kanak (TK) dan belum mengerti soal agama.
Kemudian aku masuk SD dan memulai agama baru. Pada waktu itu, aku pergi ke gereja-gerja kristen.
Saat memasuki kelas 4 SD, aku pun tiba-tiba bisa membaca Surat Al-Fatihah, padahal tidak ada yang mengajari sama sekali.
Waktu SD dan SMP, aku hanya menjadi muslim yang bisa mengaji saja. Lalu, aku sempat merasa lebih kuat di Katolik karena nilai pendidikan agamaku merupakan yang tertinggi di kelas saat itu.
Aku pun merasa lebih senang mendengarkan lagu-lagu rohani dibandingkan mendalami Islam benar-benar.
Sampai suatu hari, aku masuk SMA dan melihat kakak kelas perempuanku sedang mengambil wudhu.
Menurutku, wajahnya sangat bersinar setelah melakukan wudhu.
Makin ke sini, rasa penasaranku terhadap Islam begitu besar. Aku pun mulai belajar menjadi umat Islam yang dengan mengikuti perintah syariat.
Dalam hal ini, teman-teman SMA-ku lah yang banyak membantu aku untuk mendalami Islam.
Oleh karena itu, keputusan menjadi mualaf aku lakukan karena ada kedamaian dan ketenangan dari hati.
Kisah mualaf ini seperti dituturkan Allen Safitri kepada GenPI.co.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News