Menlu Retno Tekan Junta Militer Myanmar, Indonesia Turun Tangan

24 April 2021 23:23

GenPI.co - Para pemimpin Asia Tenggara telah bertemu dengan jenderal tertinggi dan pemimpin kudeta Myanmar dalam pertemuan puncak darurat di Indonesia dan diperkirakan akan mendesak seruan untuk diakhirinya kekerasan oleh pasukan keamanan di mana ratusan pengunjuk rasa telah tewas, serta pembebasan Aung San Suu Kyi dan tahanan politik lainnya.

Pertemuan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta pada Sabtu (24/4/2021) merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar, negara miskin yang bertetangga dengan China, India, dan Thailand.

BACA JUGA: Angin Segar dari Militer Myanmar, 23.184 Tahanan Warga Dibebaskan

Dilansir Reuters, bahwa Myanmar adalah bagian dari 10 negara ASEAN.

Dengan hadirnya peserta secara langsung meskipun ada pandemi, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa KTT tersebut mencerminkan keprihatinan yang mendalam tentang situasi di Myanmar dan tekad ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari situasi yang sulit ini.

Pemimpin kudeta Myanmar Min Aung Hlaing terlihat turun setelah tiba dengan penerbangan khusus dari Naypyidaw, ibu kota Myanmar, menurut rekaman di saluran video resmi istana kepresidenan Indonesia.

Konvoi para pemimpin tersebut kemudian memasuki Sekretariat ASEAN di ibu kota Indonesia, tempat pertemuan tersebut.

Beberapa protes juga diadakan di kota-kota utama Myanmar tetapi tidak ada laporan kekerasan segera.

Menyusul kudeta, ASEAN melalui Brunei mengeluarkan pernyataan yang tidak diharapkan mengutuk perebutan kekuasaan, tetapi mendesak jalannya dialog, rekonsiliasi, dan kembali normal sesuai dengan kemauan dan kepentingan rakyat Myanmar.

Di tengah tekanan Barat, bagaimanapun, kelompok regional telah berjuang untuk mengambil posisi yang lebih kuat dalam berbagai masalah tetapi tetap pada pendekatan non-konfrontatifnya.

"Semua negara ASEAN setuju untuk bertemu Min Aung Hlaing tetapi tidak akan memanggilnya sebagai kepala negara Myanmar di KTT, karena itu akan menghancurkan rasa sakit warga di negara itu. Dan, Indonesia siap menjadi pemimpin perdamaian," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.

Para diplomat dan pejabat pemerintah, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa banyak pemimpin ASEAN menginginkan komitmen dari Min Aung Hlaing untuk menahan pasukan keamanannya, yang menurut pengawas telah membunuh 745 orang sejak gerakan pembangkangan sipil massal muncul untuk menantang pasukan keamanannya sejak 1 Februari kudeta melawan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

“Inilah yang harus dihindari Myanmar, disintegrasi geografis, politik, sosial dan nasional menjadi bagian etnis yang bertikai,” ungkap Menteri Luar Negeri Filipina Teddy Locsin.

Min Aung Hlaing, dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak kudeta, akan berpidato di KTT Sabtu malam bersama dengan masing-masing peserta sebelum diskusi informal dimulai.

BACA JUGA: Pemerintah Bayangan Myanmar Tantang Militer, Perang Besar Dimulai

"KTT akan diadakan dalam format 'retret', dengan para pemimpin duduk melingkar dan hanya satu atau dua pejabat yang membantu masing-masing," jelas Usana Berananda, seorang pejabat kementerian luar negeri Thailand.

Pejabat dan diplomat ASEAN juga bekerja atas inisiatif untuk mengirim misi bantuan kemanusiaan ke Myanmar dan menunjuk seorang utusan untuk mendorong dialog antara penguasa militer dan anggota parlemen yang digulingkan serta kelompok etnis bersenjata yang telah membentuk oposisi Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co