Manuver Indonesia Mematikan, Gandeng ASEAN Buat Hajar Myanmar

25 April 2021 23:23

GenPI.co - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah merilis pernyataan lima poin tentang krisis di Myanmar, dan menuntut penghentian segera kekerasan dan menyerukan semua pihak di negara itu untuk menahan diri sepenuhnya.

Myanmar saat ini berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari, memicu pemberontakan massal dari seluruh pelosok masyarakat menuntut kembali ke demokrasi.

BACA JUGA: Seruan Maut Warga Myanmar Mengerikan, Bikin Junta Militer Gemetar

Dokumen ASEAN, yang dikeluarkan pada hari Sabtu (24/4/2021) setelah KTT darurat ASEAN di Jakarta, juga menyerukan 'dialog konstruktif' untuk menyelesaikan krisis.

“(Semua) pihak terkait akan mulai mencari solusi damai untuk kepentingan rakyat,” demikian pernyataan negara ASEAN, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (25/4/2021).

Mereka juga menambahkan bahwa utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

ASEAN juga mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan, dan mengatakan bahwa utusan khusus dan delegasi akan berkunjung ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Sebelumnya, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga menerangkan setelah pembicaraan krisis dengan militer dan pemimpin kudeta Min Aung Hlaing dan para pemimpin Asia Tenggara bahwa militer Myanmar harus memulihkan demokrasi dan berhenti melakukan kekerasan terhadap warga negara.

Pertemuan itu menandai perjalanan luar negeri pertama jenderal senior Myanmar itu sejak pasukan keamanan melancarkan kudeta pada awal Februari.

Min Aung Hlaing telah menjadi fokus kemarahan internasional atas kudeta tersebut dan tindakan keras berikutnya terhadap perbedaan pendapat yang telah menewaskan lebih dari 700 orang.

“Komitmen pertama yang diminta adalah agar militer Myanmar menghentikan penggunaan kekerasan dan semua pihak di sana pada saat yang sama harus menahan diri agar ketegangan dapat dikurangi,” kata Jokowi.

Kekerasan harus dihentikan dan demokrasi, stabilitas dan perdamaian di Myanmar harus dipulihkan.

Dia juga menyerukan pembebasan tahanan politik dan utusan khusus diizinkan masuk ke negara itu untuk 'mendorong dialog'.

Sementara, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong juga meminta militer untuk membebaskan Presiden Myanmar yang digulingkan Win Myint, serta ikon demokrasi Aung San Suu Kyi yang berada dalam tahanan rumah.

Sedangkan, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) paralel Myanmar menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik berita yang 'menggembirakan' tentang konsensus di antara para pemimpin ASEAN dalam menangani krisis.

"NUG yang baru dibentuk menantikan tindakan tegas oleh ASEAN untuk menindaklanjuti keputusannya dan untuk memulihkan demokrasi dan kebebasan bagi rakyat kami," kata Dr Sasa selaku juru bicara dan menteri kerja sama internasional dalam sebuah pernyataan.

NUG, yang terdiri dari tokoh-tokoh pro-demokrasi, sisa-sisa pemerintahan Aung San Suu Kyi dan perwakilan kelompok etnis bersenjata, mengatakan itu adalah otoritas yang sah di Myanmar dan tidak diundang ke pertemuan ASEAN hari Sabtu.

Pertemuan para pemimpin di Jakarta merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar, negara miskin yang bertetangga dengan China, India, dan Thailand.

Menyusul kudeta, ASEAN juga mengeluarkan pernyataan yang tidak secara eksplisit mengutuk perebutan kekuasaan tetapi mendesak 'upaya dialog, rekonsiliasi dan kembali ke keadaan normal sesuai dengan kemauan dan kepentingan rakyat Myanmar'.

BACA JUGA: Putin-Xi Jinping Kompak Tolak Sanksi untuk Junta Myanmar

Di tengah tekanan Barat, bagaimanapun, kelompok regional telah berjuang untuk mengambil posisi yang lebih kuat dalam berbagai masalah tetapi tetap pada pendekatan non-konfrontatifnya.

Adapun, beberapa protes juga diadakan di kota-kota utama Myanmar. Dan, di pusat komersial Yangon, beberapa penduduk menggelar pemakaman tiruan untuk jenderal senior dengan menghancurkan pot tanah liat berwarna kunyit ke tanah, yang melambangkan pemutusan hubungan dengan orang mati.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co