Asyiknya Kulineran Jadul Bernuansa Alam di Loka Batari, Bikinan Ibu-Ibu PKK di Janti Klaten

27 April 2024 16:30

GenPI.co - Susilowati tampak cekatan melayani pembeli yang jajan di lapaknya di Dusun Pandakan, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, pada Minggu (21/4) pagi. Perempuan 40 tahun ini berjualan menu tradisional seperti nasi wiwit, plecing, hingga nasi bakar dan minuman seperti es teh.

Lapak tempatnya menjajakan aneka menu tradisional ini terbilang unik. Lapak yang terbuat dari bambu tersebut berada di pinggir jalan desa dekat persawahan dan kolam ikan yang dialiri air sungai. Saat cuaca cerah, pembeli bisa jajan sambil menikmati pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dari kejauhan.

“Ini saya masak sendiri, mbak. Saya berjualan di sini setiap Minggu pagi,” tutur dia, saat ditemui GenPI.co, Minggu (21/4).

BACA JUGA:  BRI Jadi Solusi Finansial, Wong Solo Nabung Lalu Pakai BRImo dan Akses KUR

Aneka menu tradisional yang dijajakannya tergolong makanan berat seperti nasi wiwit dan nasi bakar. Harganya, sangat terjangkau mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per porsi.

Tempatnya berjualan adalah Loka Batari yang merupakan wisata kuliner tradisional di Dusun Padakan, Desa Janti, Klaten. Wisata kuliner desa dengan konsep pasar jadul tersebut diinisiasi ibu-ibu PKK setempat. Mereka berjualan sejak setahun lalu demi mengangkat potensi Desa Janti yang dikenal dengan wisata airnya. Loka Batari buka setiap Minggu pukul 07.30 WIB - 12.00 WIB.

BACA JUGA:  Inspiratif! Desa Singopuran di Sukoharjo Jawa Tengah Sukses Kelola Sampah hingga Jadi Kompos

Tak cuma tempatnya yang unik, harga murah, dan lokasinya di alam berudara segar. Cara transaksinya pun istimewa karena tidak menggunakan uang rupiah melainkan koin dari tanah liat. Jadi, pembeli harus menukarkan uang rupiah dulu dengan koin yang dipakai untuk membayar aneka jajanan yang dibeli. Nilainya mulai Rp 2.000-Rp 5.000.

Susi, sapaan akrabnya, mengaku sehari-hari juga berjualan bubur. Dengan keikutsertaannya di Loka Batari, dia bisa memeroleh penghasilan tambahan. Saat ramai pengunjung, dia bisa mendapatkan omzet Rp 1 juta.

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

“Harapannya tambah maju, tambah ramai yang jajan di sini, mbak,” imbuh dia. 

Penjual lain, Dami, mengaku sangat terbantu dengan berjualan di Loka Batari setiap Minggu. Ibu rumah tangga ini menjajakan menu spesial bebek blondo. Harganya cuma Rp 10.000 per porsi. 

“Resep dapat dari nenek saya dulu terus dibikin sendiri,” ungkap dia sembari menunjukkan seporsi bebek blondo bikinannya. 

Dami bercerita beberapa menu yang dijajakan di lapaknya adalah hasil masakan sendiri. Dia berjualan pondoh blondo, gendar pecel, bakmi capcay, bebek blondo, dan puyuh ungkep. 

Dia ikut berjualan di Loka Batari setelah mendapat ajakan dari ibu-ibu PKK. Selain turut mengenalkan menu tradisional kepada pembeli, dia juga bisa mendapatkan pemasukan tambahan.

“Saya juga jadi ada kesibukan dan penghasilan. Pas ramai itu yang beli malah datang dari luar kota,” ujar dia. 

Koordinator Loka Batari, Sri Mulatsih, membeberkan wisata kuliner di desanya ini berawal dari PKK. Menurut dia, banyak ibu PKK yang pintar memasak. Akan tetapi, jualan mereka kurang laku karena dilakukan sendiri-sendiri.

“Saya ingin meningkatkan membantu meningkatkan perekonomian mereka. Siapa yang mau gabung jualan, silakan aja. Tapi, saya sampaikan ke warga makanan harus tradisional dan jangan sama,” tutur dia.

Mereka yang bergabung dengan Loka Batari ini ada sekitar 19 orang. Jualannya berbeda-beda satu sama lain. Mulatsih menerangkan saat ramai, pengunjung yang datang bisa ratusan setiap minggunya.

Dia mempromosikan wisata kuliner Loka Batari ini melalui media sosial Instagram. Dari media inilah banyak pengunjung dari luar kota yang penasaran lalu datang ke Loka Batari setiap buka. Bahkan sempat ada beberapa wisatawan asing yang datang ke sana. 

Tak cuma jadi koordinator, Mulatsih juga membuka lapak dengan beberapa ibu menjual berbagai bubur dan jenang. Menunya mulai dari jenang mutiara, bubur kacang ijo, bubur candil, ketan hitam, dan ketan putih. 

“Ramai pembeli gitu bisa dapat Rp 1,5 juta. Paling ramai saat liburan sekolah,” imbuh dia.

Kepala Desa Janti, Tri Prakoso, menjelaskan Loka Batari ini dibikin untuk memfasilitasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dusun setempat. Kebetulan ide ini tercetus dari ibu-ibu PKK. 

“Kenapa pasar jadul konsepnya, karena mau mengangkat masakan tradisional Jawa. Lokasi ini idenya juga dari warga, pas cerah view Merapi dan Merbabu kelihatan semua,” kata Tri, saat diwawancara di Janti, Minggu (21/4).

Keberadaan Loka Batari ini turut mengantarkan Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, menjadi Desa BRILian yang diprakarsai Bank BRI. Desa Janti pun mendapat penghargaan masuk 5 besar Desa BRILian tahun 2023 lalu di bawah pengelolaan BUMDes Janti Jaya.

Tri menambahkan desanya ikut lomba Desa BRILian dengan mengandalkan potensi alam yang dimiliki. Menurut dia, Desa Janti dikenal dengan wisata air karena keberadaan sumber air di wilayah mereka. Potensi sumber air ini kemudian dikembangkan dengan membuat pembibitan ikan, wahana wisata air Janti Park, hingga wisata kuliner Loka Batari. 

“Saat itu ada pengumuman (Desa BRILian) lalu kami ikut melalui BUMDes (Janti Jaya). Potensi yang dijadikan lini bisnis BUMDes, yakni perikanan, perdagangan, dan wisata,” beber dia.

Sementara itu, Regional CEO BRI RO Yogyakarta, John Sarjono, dalam wawancara tertulisnya pada Rabu (20/3) lalu, mengatakan peran BRI tidak terbatas sebagai lembaga intermediary keuangan. Guna mendukung stabilitas ekonomi serta keberlanjutan usaha para pelaku UMKM, maka BRI terpanggil untuk melakukan aksi pemberdayaan baik kepada individu pelaku usaha maupun pemberdayaan lembaga desa. 

John menerangkan pemberdayaan wilayah pedesaan menjadi isu yang perlu diperhatikan mengingat perkembangan desa di Indonesia relatif belum merata. Hal tersebut dicerminkan dari desa yang termasuk kategori maju dan mandiri sesuai Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2021 hanya memiliki porsi <30% dari total desa sebanyak 73.814 desa 

“Berdasarkan kondisi tersebut, Bank BRI hadir turut serta mengembangkan desa melalui program Desa BRILian sejak tahun 2020,” papar dia.

John membeberkan bentuk aktivitas pemberdayaan program Desa BRILian meliputi empowerment, assistance, dan awarding. Menurut dia, program Desa BRILian lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi dan assistance, tidak termasuk pemberian bantuan keuangan bagi desa. Adapun pemberian apresiasi berupa bantuan fasilitas sarana & prasarana bagi desa pemenang Desa BRILian.

“Program Desa BRILian merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDG’s. Desa – desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya,” jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co