#44 Diplomasi Kuliner

#44 Diplomasi Kuliner - GenPI.co
Menpar Arief Yahya

Globalisasi masakan Thailand (Thai cuisine) terjadi sejak tahun 1960-an. Selama perang Vietnam tentara-tentara Amerika mulai “berkenalan” dengan masakan Thailand. Dan sejak itu resto-resto Thailand mulai banyak didirikan di New York, Chicago, dan Los Angeles oleh para imigran dari negeri Gajah Putih itu

Perkembangannya sangat pesat, dari praktis nggak ada di tahun 1970an, pada awal tahun 1990an jumlahnya telah mencapai lebih dari 200 resto di Los Angeles saja. Sementara di Eropa, di London yang di tahun 1970-an hanya berjumlah 4 resto, pada tahun tahun 2005 sudah mencapai 300 resto.

Survei yang dilakukan oleh Kellogg School of Management pada tahun 2005 mendapatkan hasil yang mengejutkan. Masakan Thailand menempati peringkat ke-4 (setelah masakan Italia, Perancis, dan Cina) ketika responden ditanya masakan etnis (ethnic cuisine) apa yang paling populer di seluruh dunia. Masakan Thailand juga menduduki peringkat ke-6 untuk masakan terfavorit (favorite cuisine) setelah masakan Italia, Perancis, Jepang, Cina, dan India.  

Thailand mulai secara sistematis melakukan diplomasi kuliner pada saat pemerintahan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra pada pertengahan tahun 2000an dengan meluncurkan program “The Kitchen of the World”. Tujuannya sangat ambisius yaitu mendongkrak jumlah resto Thailand di luar negeri dari sekitar 6.900 pada tahun 2003 menjadi 20.000 pada tahun 2008 atau naik sekitar empat kali lipat.

Caranya adalah dengan mendorong investor untuk mendirikan resto Thailand di luar negeri dengan memberi bantuan berupa training, informasi, dan pemberian pinjaman lunak. Pada tahun 2004 misalnya, Pemerintah Thailand mengalokasikan anggaran 500 juta bath (sekitar US$12,5 juta) untuk mendukung program ini. Pemerintah Thailand juga mendorong standarisasi dan kontrol kualitas dengan memberikan label “The Select” untuk mengkualifikasi resto Thailand yang ada di luar negeri.

Resto Diaspora

Lalu apa yang kita lakukan dalam menjalankan diplomasi kuliner? Ada tiga hal yang kita jalankan. Pertama menetapkan national food karena kita belum punya, sementara negara lain sudah melakukannya. Kedua, menetapkan destinasi kuliner. Dan ketiga, mempromosikan dan mem-branding restoran Indonesia yang sudah ada di luar negeri (resto diaspora). Mari kita lihat satu-persatu.

Pertama, menetapkan national foods. Selama ini kita belum memiliki national food yang akan kita promosikan ke luar negeri. Thailand punya Tom Yam dan Pad Tai; Jepang punya Sushi dan Sashimi; kita belum. Malaysia saja punya, yaitu Nasi Lemak. Setelah melalui berbagai kajian akhirnya Bekraf menetapkan Soto. Saya melengkapinya menjadi 5 yaitu Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate, dan Gado-Gado. Kebetulan tiga dari lima makanan tersebut ditetapkan oleh CNN sebagai makanan terlezat di dunia yaitu Rendang, Nasi Goreng, dan Sate.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya