#20 Momentum Besar Kunjungan Akbar Raja Salman

#20 Momentum Besar Kunjungan Akbar Raja Salman - GenPI.co
Raja Salman dan Presiden Joko Widodo.

Jadi baik untuk GMT atau Piala Eropa, kuncinya adalah sebuah momentum yang secara cerdas kita manfaatkan untuk mencuri perhatian wisman. Makanya saya menyebutnya sebagai “momentum marketing”. Nah, momentum marketing ini sekali lagi akan kita jalankan untuk memanfaatkan kedatangan Raja Salman dari Arab Saudi. Bagaimana strategi dan taktiknya?

#20 Momentum Besar Kunjungan Akbar Raja Salman

The Power of Endorser

Untuk strategi media saya punya jurus yang saya sebut POSE: paid, owned, social media, dan endorser. Tiga yang pertama dinamakan convergence media dimana ketiganya dijadikan satu yaitu: paid media, owned media, dan earned media (yang untuk mudahnya saya sebut social media). Unsur keempat yaitu endorser punya peran yang tak kalah penting. Kenapa? Karena, dalam marketing siapa yang bicara itu penting. Apalagi di Indonesia, siapa tokoh yang berbicara jauh lebih penting lagi. Karena pentingnya endorser, maka selama ini Kemenpar sudah cukup massif menggunakannya seperti: Pevita Pearce, Raffi Ahmad dan Nagita, Luna Maya, dan Nadya Hutagalung.

Harus diakui, untuk pariwisata Indonesia endorser terbaik sampai saat adalah Pak Jokowi. Tak heran, begitu sebuah destinasi wisata dikunjungi Pak Jokowi, maka kemudian jadilah destinasi tersebut. Contohnya, kawasan wisata Mandeh di Sumatera Barat. Begitu Pak Jokowi datang ke sana, kawasan itu langsung populer dan laris-manis didatangi wisatawan. Begitu Pak Jokowi hadir, dalam waktu singkat Mandeh telah menjadi destinasi utama di Kabupaten Pesisir Selatan. Memang beliau punya karisma. Itulah kekuatan endorser. Demikian juga kehadiran beliau di destinasi wisata seperti Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung Banten, Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Morotai dan Raja Ampat.

Kembali ke Raja Salman. Seperti saya katakan di depan, Raja Salman adalah tokoh dan ditokohkan oleh negara-negara Timur Tengah, negara-negara Afrika, dan negara-negara Islam di seluruh dunia. Tak hanya itu, si raja juga disegani oleh negara-negara Barat. Karena punya kharisma, maka berani saya katakan beliau adalah endorser terbaik untuk target market kita di negara-negara Timur Tengah.

Seperti halnya kasus Mandeh, saya yakin begitu Raja Salman datang ke Bali maka awareness Bali di kalangan wisman Timur Tengah bakal terkerek naik. Saya yakin akan terjadi akselerasi pertumbuhan kedatangan wisman Timur Tengah setelah kedatangan beliau. Kita tahu Bali populer. Raja Salman juga populer. Ketika populer ketemu populer, maka harusnya akan menghasilkan impact yang luar biasa. Sebuah destinasi wisata, begitu dikunjungi orang hebat, maka popularitasnya akan melompat dahsyat. Pattern-nya memang begitu.

Jadi selaras dengan ide momentum marketing, kita harus memanfaatkan beberapa hari kehadiran Raja Salman di Bali untuk menciptakan PR tentang Bali dan ujung-ujungnya menggenjot kedatangan wisman dari Timur Tengah. Selama seminggu ke depan setiap detail aktivitas Raja Salman akan menjadi trending topic di media. Berbagai sisi dari Sang Raja bakal ingin diketahui: tujuannya, keluarganya, kekayaannya, pangeran yang ganteng-ganteng, putri dan keponakannya yang cantik-cantik, pengawalnya yang begitu setia, hingga tangga keluar pesawat yang didatangkan khusus dari negaranya. Semuanya menjadi konsumsi media yang sangat seru, karena merupakan human interest,  beliau juga menjadi center of attention, maka kita manfaatkan beliau sebagai endorser. Kira-kira idenya ke situ.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya