#18 Pariwisata Sebagai Core Economy Negara

#18 Pariwisata Sebagai Core Economy Negara - GenPI.co
Presiden Jokowi bersama Menpar Arief Yahya.

Pertama, Indonesia harus secara tepat memosisikan dirinya di pasar global dimana posisi ini harus berfokus pada sektor/industri yang menjadi keunggulannya. Positioning is about portfolio strategy. Dalam marketing positioning adalah tentang Customer Management. Artinya Indonesia harus fokus memilih sektor-sektor atau industri-industri unggulan mana yang harus dikembangkan dan memiliki daya saing tinggi di pasar global. Di sektor/industri itulah kita membangun daya saing negara (competitive advantage of nation). Amerika fokus mengembangkan teknologi informasi; Jepang fokus di otomotif; Singapura dan Hong Kong fokus di sektor jasa karena perannya sebagai hub of Asia. Lalu Indonesia apa?

Kedua, sektor dan industri unggulan itu harus memiliki uniqueness(differentiation) yang tidak dimiliki oleh negara lain. Persis seperti kata Porter, “strategy is about being different”. Dalam marketing differentiation adalah tentang Product Management. Itu sebabnya, saya menginginkan Indonesia bisa menjadi negara dengan homestay desa wisata terbanyak di dunia. Kenapa? Agar pariwisata kita beda. Hanya dengan diferensiasi tersebut kita bisa memenangkan persaingan di pasar global. Ekonomi kita saat ini rawan karena ditopang oleh sektor komoditi (terutama Sumber Daya Alam mentah) yang tak memiliki diferensiasi sehingga harganya terus merosot dan diombang-ambingkan di pasar. Ketika kita memiliki diferensiasi maka kita menjadi price maker. Starbucks yang memiliki diferensiasi kokoh misalnya, harganya tak pernah dipengaruhi oleh naik-turunnya harga komoditas kopi. Starbucks tetap menjadi price maker yang mengendalikan pasar.

Ketiga, setelah kita memilih sektor/industri unggulan (positioning) dan membangun uniqueness (differentiation) di masing-masing sektor/industri tersebut, maka kemudian kita harus mengomunikasikannya ke target market yang kita tuju. Itulah yang dalam marketing disebut sebagai Brand Management. Beberapa negara sukses melakukan country branding. Contohnya Swiss. Begitu mendengar kata Swiss apa yang ada di benak kita? Jam. Ya, karena jam-jam hebat dibikin di Swiss. Perancis dikenal dengan produk wine-nya. Jerman dikenal dengan mobil kelas atas kerena memiliki Mercedes dan BMW. Atau Amerika dengan Sillicon Valley-nya dikenal dengan produk-produk berteknologi tinggi. Sekali lagi, Indonesia apa?

Berbicara positioning atau sektor/industri yang harus dikembangkan, apa kira-kira sektor/industri yang bisa menjadi competitive advantage of nation bagi Indonesia? Atau dengan kata lain sebagai mana layaknya sebuah perusahaan: Apa core business bagi Indonesia? Dari banyak sektor/industri yang ada, pariwisata adalah salah satu pilihan terbaik. Ya, karena negeri ini begitu indah dengan kekayaan destinasi wisata alam dan budaya yang begitu mengagumkan. Itulah diferensiasi Indonesia yang sulit dipatahkan oleh negara lain manapun.

Comparative dan Competitive Advantage

Kenapa pariwisata harus menjadi core business Indonesia? Karena sektor ini memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif sangat solid yang harus kita perkuat menjadi senjata untuk memenangkan persaingan di pasar global.

Keunggulan komparatif (comparative advantage) adalah keunggulan yang diperoleh dari sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan/negara seperti keindahan alam dan budaya, tenaga kerja murah, kekayaan tambang, dan sebagainya. Konsep ini diciptakan oleh ekonom klasik di awal abad 19 David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara dan antar negara saling bertukar produk dan jasa yang menjadi keunggulannya.

Sementara keunggulan kompetitif bersaing (competitive advantage) adalah keunggulan yang diperoleh melalui aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan/negara, mulai dari mendesain, memproduksi, memasarkan, dan men-deliver ke konsumen, dimana kepiawaian mengelola aktivitas tersebut menciptakan keunggulan biaya (cost advantages) atau diferensiasi (differentiation), fokus (focus), dan kecepatan (speed) memasuki pasar. Keunggulan kompetitif diperkenalkan pertama kali sebagai konsep pada tahun 1985 oleh Michael E. Porter. Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) dalam Travel and Tourism Competitiveness Index tahun 2015, dari 141 negara, untuk aspek Cost Advantages Indonesia yang ditunjukan dengan Price Competitivenes Index menempati posisi ranking 3, untuk aspek differentiation dan focus Indonesia berupa Cultural and Natural Resources Index ranking 17.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya