
Kini jelas bagiku, Edo tak terlibat dengan pemukulan Ferdy. Edo katakan ia sudah sampaikan itu semua pada polisi. Saya menduga penyerangan itu ada kaitannya dengan berita-berita Ferdy tentang pembunuhan Putri.
Saya ingat satu percakapan dengan Pak Rinto tentang bagaimana para penegak hukum itu menutupi kasus.
Polisi, kejaksaan, dan/atau – ya bahasanya seperti bahasa hukum pakai dua kata sambung dan/atau - pengadilan bisa bermain bersama, yang penting media bisa dipastikan bungkam. Kalau media masih memberitakan, maka kesepakatan bubar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Eko Kuntadhi dan Ning Imaz: Ning Tenar
”Itulah pentingnya pers sebagai kontrol. Itulah pentingnya wartawan yang idealis dan berani. Pekerjaan kalian itu tak ringan, Dur. Penuh risiko. Hati-hati, tapi jangan pernah takut,” kata Pak Rinto kala itu.
Ada orang yang menemui saya belum lama berselang. Tak jelas siapa. Mengakunya orang utusan asosiasi importer mobil. Kalau urusannya pasang iklan jual mobil, saya katakan temui saja manajer iklan kami.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: CCTV, Siapa Membunuh Putri (13)
“Oh, ini justru kami diminta oleh Kang Uus menemui Bang Abdur langsung,” kata si utusan.
Kang Uus adalah nama manajer iklan Dinamika Kota. Seorang marketer andal. Jejaringnya luas sekali di kota ini. Ia yang bikin omzet iklan kami tumbuh terus tiap bulan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Kenapa Disekap, Siapa Membunuh Putri (12)
”Kenapa harus ketemu saya? Kalau urusan pemberitaan nanti saya kirim wartawan saya saja,” kataku.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News