Asyiknya Kulineran Jadul Bernuansa Alam di Loka Batari, Bikinan Ibu-Ibu PKK di Janti Klaten

Asyiknya Kulineran Jadul Bernuansa Alam di Loka Batari, Bikinan Ibu-Ibu PKK di Janti Klaten - GenPI.co
Loka Batari yang merupakan wisata kuliner tradisional di Dusun Padakan, Desa Janti, Klaten. (Foto: Farida Trisnaningtyas/GenPI.co)

GenPI.co - Susilowati tampak cekatan melayani pembeli yang jajan di lapaknya di Dusun Pandakan, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, pada Minggu (21/4) pagi. Perempuan 40 tahun ini berjualan menu tradisional seperti nasi wiwit, plecing, hingga nasi bakar dan minuman seperti es teh.

Lapak tempatnya menjajakan aneka menu tradisional ini terbilang unik. Lapak yang terbuat dari bambu tersebut berada di pinggir jalan desa dekat persawahan dan kolam ikan yang dialiri air sungai. Saat cuaca cerah, pembeli bisa jajan sambil menikmati pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dari kejauhan.

“Ini saya masak sendiri, mbak. Saya berjualan di sini setiap Minggu pagi,” tutur dia, saat ditemui GenPI.co, Minggu (21/4).

BACA JUGA:  Jadi Agen BRILink, BUMDes Tumang Sukses Bantu UMKM Kerajinan Tembaga hingga Jadi Pemenang Desa BRILian

Aneka menu tradisional yang dijajakannya tergolong makanan berat seperti nasi wiwit dan nasi bakar. Harganya, sangat terjangkau mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per porsi.

Tempatnya berjualan adalah Loka Batari yang merupakan wisata kuliner tradisional di Dusun Padakan, Desa Janti, Klaten. Wisata kuliner desa dengan konsep pasar jadul tersebut diinisiasi ibu-ibu PKK setempat. Mereka berjualan sejak setahun lalu demi mengangkat potensi Desa Janti yang dikenal dengan wisata airnya. Loka Batari buka setiap Minggu pukul 07.30 WIB - 12.00 WIB.

BACA JUGA:  Inspiratif! Desa Singopuran di Sukoharjo Jawa Tengah Sukses Kelola Sampah hingga Jadi Kompos

Tak cuma tempatnya yang unik, harga murah, dan lokasinya di alam berudara segar. Cara transaksinya pun istimewa karena tidak menggunakan uang rupiah melainkan koin dari tanah liat. Jadi, pembeli harus menukarkan uang rupiah dulu dengan koin yang dipakai untuk membayar aneka jajanan yang dibeli. Nilainya mulai Rp 2.000-Rp 5.000.

Susi, sapaan akrabnya, mengaku sehari-hari juga berjualan bubur. Dengan keikutsertaannya di Loka Batari, dia bisa memeroleh penghasilan tambahan. Saat ramai pengunjung, dia bisa mendapatkan omzet Rp 1 juta.

BACA JUGA:  BRI Jadi Solusi Finansial, Wong Solo Nabung Lalu Pakai BRImo dan Akses KUR

“Harapannya tambah maju, tambah ramai yang jajan di sini, mbak,” imbuh dia. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya