Baru Mau Jadian, Gebetanku Meninggal Tersambar Truk

17 Oktober 2021 16:10

GenPI.co - Awal mula pertemuanku di sebuah gedung saat aku sedang melakukan hobby nya sebagai fotografer. Kegiatan ini memang tekun kulakukan setiap petang hari penghabisan matahari.

Dava yang saat itu memang selalu mengunjungi gedung tua di salah satu tempat di Bandung dengan membawa kanvas dan peralatan lukis lainnya.

Seorang seniman yang diam-diam mengagumi seluruh isi bumi ini tanpa sengaja melukis seorang gadis yang sedang serius dengan kameranya.

BACA JUGA:  Pedang Milik Menantu Panjang dan Keras, Aku Sampai Merintih

Warna demi warna dicampurkan di dalam kanvas putihnya, hingga akhirnya terlukislah seorang gadis cantik berambut panjang terurai dengan sebuah kamera yang dipegangnya.

Hari berikutnya mereka dipertemukan lagi, walau masih tanpa komunikasi, Dava masih memandangiku dari jarak kejauhan. Mencoba melukis tanpa harus diketahui, dan aku pun masih belum sadar bila belakangan ini ternyata ada salah satu lelaki yang diam-diam memperhatikannya. Waktu terus berganti, hari terus berlalu dengan aktivitas yang masih sama. 

BACA JUGA:  Selingkuh dengan Gadis Penjual Kopi, Tuhan Turunkan Azab

Aku yang sibuk dengan dunia foto dan Dava yang selalu sibuk melukis dari jarak kejauhan. Entah sudah berapa puluh wajah yang dilukis oleh Dava. Dan ternyata diam-diam Dava mulai menyukaiku, tanpa ia tahu bahwa sebenarnya Aya adalah salah satu siswi disekolahnya.

Awal Senin seperti biasa, beberapa siswa mungkin mempunyai pemikiran bahwa “Monday is Mon(ster)Day”. Namun tidak untuk Aya.

BACA JUGA:  Azab Istri Egois, Sang Suami Direnggut Maut

Aku selalu bersyukur setiap harinya, tanpa peduli masalah apa yang akan didapatkannya di hari itu. Pagi ini dengan antusias nya ia memulai langkahnya di sekolah. Tetap dengan kamera yang selalu dibawanya didalam tas dengan tumpukan buku yang dipegangnya dengan erat.

*brakkk* buku-buku yang ada di tangan Aya tiba-tiba jatuh karena sebuah keteledoran seorang lelaki yang menabraknya, “Aduuuhh!! Gimana sih kalau jalan lihat-lihat donggg!!” ucapku dengan nada agak kesal. “Yampun maaf.. maaf gw nggak sengaja.” Suara ini ternyata berasal dari suara Dava. 

Dava yang dengan buru-buru membantuku untuk membereskan buku-buku yang tercecer di lantai.

“Besok-besok kalau jalan jangan pake kaki aja ya, mata dipake juga” Kata Aya dengan sinis sambil meninggalkan Dava. “Gila! Cewek cantik kayak dia ternyata sinis kayak gitu. Gw kira… ahh udahlah gak penting juga” ucap Dava dalam hati.

Gadis yang selama ini menjadi model dalam kanvas-kanvas Dava ternyata adalah seorang gadis yang angkuh. Awalnya Dava memang berusaha untuk melupakan puluhan lukisan tentangku, ternyata tidak bisa.

Semakin keras ia mencoba melupakan, semakin keras pula ingatannya tentangku. Ternyata mencoba melupakan gadis ini adalah salah satu hal yang menyulitkan untuk Dava, hingga akhirnya ia memutuskan tuk mencari tahu lebih banyak tentangku.

Ternyata hampir satu bulan Dava mencari tahu semua informasi tentangku. Diam-diam ia menaruh simpati pada Aya, diam-diam ia mengagumiku, diam-diam ia menyukaiku. 

Salah satu sahabatku memberitahu bila Dava selalu mencari tahu tentangku. Namun responku masih sama, flat.

Sekolah mengadakan lomba fotografi, hingga akhirnya aku mengikuti lomba tersebut, dan mulai sejak inilah kedekatan mereka dimulai.

“Lo ikut lomba juga?” tanya Dava. Ternyata ketua panita lomba itu adalah Dava, lelaki yang disegani sejak kejadian di koridor sekolah minggu lalu. “Iya, kenapa? Semua siswa berhak ikut kan?” Tegasku dengan sedikit keras. 

Suasana hening, sapaan Dava ternyata tetap dibalas dengan ketus olehku. Namun Dava tidak mempedulikan itu, ia tetap membimbingku selama lomba itu berlangsung.

Singkat cerita akulah yang memenangkan lomba fotografi itu, memang bukan isapan jempol belaka semua jepretanku terpampang di mading sekolah.

“Hei.. selamat ya!” Ucap Dava sambil menjulurkan tangannya padaku,

“Oke.. thanks lhooo udah bantuin gw juga. Hehe” kata Risya sambil tersenyum, ini kali pertama Dava melihatku tersenyum untuknya, ada rasa yang tak biasa saat mereka saling menjabat tangan dan bertatapan. Seakan waktu berhenti berdetak. 

Akhirnya cinta bertaut dan kami memutuskan untuk bersama, walaupun awal mula hubungan mereka agak sedikit hambar. Karena aku adalah sosok gadis yang lumayan kaku dengan lelaki.

Namun itu semua tidak menjadi penghambat bagi hubungan kami. Malah justru menjadi sebuah pengerat terselubung di dalam hubungan mereka itu.

Hari-hari mereka begitu indah, dengan atau tidak ada nya salah satu dari mereka tetap menjadi pelengkap didalam hubungan yang harmonis ini. Hingga suatu ketika keadaan yang tidak pernah dibayangkan oleh mereka terjadi.

Malam itu, tepatnya malam di mana pergantian umurku. Dava yang bertujuan untuk menemuiku. Namun, pada malam itu mengalami suatu kecelakaan yang merenggut nyawanya. 

Mobil yang ditumpanginya ditabrak oleh salah satu truck dengan kecepatan tinggi. Awalnya Dava hanya mengalami pendarahan di kepala yang menyebabkan penyumbatan otak.

Namun Tuhan berkata lain.. Dava akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya di malam yang harusnya menjadi malam teristimewa bagiku.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co