GenPI.co - Perkenalkan, aku Aldi Bawazier. Aku kini menjalani Ramadan di Inggris, karena sedang bekerja di sana sebagai presenter.
Nuansa Ramadan di Inggris berbeda-beda di tiap kotanya. Di London bagian utara dan barat, nuansa Ramadan begitu kental di sana.
Sebab, di wilayah itu banyak sekali warga keturunan Timur Tengah dan Afrika.
"Contohnya, di Fulham road dekat Chelsea. Itu selama Ramadan ada pasar tumpah yang membuat jalan ditutup," kata Aldi.
Untuk menemukan lokasi yang menggelar ibadah salat Tarawih pun tidak sulit di sana. Sebab, masjid-masjid di sana menggelar salat Tarawih.
"23 rakaat di sini salat Tarawihnya," ujar Aldi.
Namun, untuk aktivitasnya, di Inggris saat Ramadan tidak ada perlakukan khusus layaknya di Indonesia.
Sebab, berbagai aktivitas berjalan seperti biasa saja, misalnya tidak ada tirai yang menutupi pintu dan jendela-jendela restoran.
London juga begitu multietnis, sehingga semua aktivitas berjalan normal.
"Seperti biasa saja, setiap ada religious occasional activities, contohnya Ramadan seperti saat ini," ujarnya.
Oh iya, tahun ini adalah kali kedua menjalani Ramadan di London dan jauh dari keluarga. Kerinduanku dengan keluarga menyerang begitu kuat tahun ini.
Aku hanya bisa mengobati kerinduan itu dengan video call.
Tahun lalu, aku masih bisa merasakan kolak, bubur candil, dan makanan khas Ramadan buatan istri. Namun, tahun ini istriku berada di Indonesia karena menjalani persalinan.
Sementara itu, tahun ini aku merasa sedang benar-benar menjadi anak rantau. Sebab, buka puasa dan sahur seadanya saja.
Alhamdulillah, teman sekamarku puasa juga dan kebetulan dia jago memasak. Jadi, aman, deh. Soalnya aku tidak jago masak dan hanya bisa makan.
Namun, sebenarnya tidak sulit mendapatkan kuliner Indonesia di London. Sebab, ada beberapa toko yang menjualnya. Aku bahkan baru menemukan restoran yang jualan goreng, seperti bakwan.
Aku pun masih bisa buka puasa menggunakan teh celup brand Indonesia. Kecap dan sambal juga dari Indonesia. Hanya sirup khas Ramadan yang belum sempat beli.
Sementara itu, untuk Lebaran tahun ini, aku agak sedih, karena tidak bisa berada di Indonesia. Pasalnya, tanggung jawab pekerjaanku belum selesai.
Aku masih harus siaran premier league untuk Mola dan baru tutup musim akhir Mei. Jadi, Lebaran hanya bisa bersama teman-teman di sini.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News