Berbeda Agama, Kisah Cintaku Akhirnya Kandas

14 Agustus 2022 22:30

GenPI.co - Perkenalkan, namaku Indah Paramita. Kini, usiaku 24 tahun dan berprofesi sebagai video journalist di salah satu media.

Aku pernah menjalin hubungan dengan pria yang berbeda agama bernama Jeffran.

Aku dan Jeffran sebenarnya merupakan teman satu SMA. Akan tetapi, kami baru memutuskan berpacaran saat masuk kuliah.

BACA JUGA:  Bekerja Sebagai Pramugari, Cintaku Terbang Mengelilingi Dunia

Kebetulan, saat itu kami kembali dipertemukan di universitas yang sama.

Kami melewati hari-hari semasa kuliah dengan begitu mesra. Teman-temanku juga mengetahui kami saling menjalin hubungan meski berbeda kepercayaan.

BACA JUGA:  Berawal Dari Pandangan, Dia Membuatku Penasaran (Part 2)

Sayangnya, hubunganku mulai mendapat pertentangan ketika orang tuaku tahu soal Jeffran.

Orang tuaku terus mengatakan agar aku mencari kekasih yang satu iman. Tentu saja, saat itu aku tak mau mendengarkan orang tuaku.

BACA JUGA:  Bertahan LDR 5 Tahun, Aku Mendadak Diputusin Kekasih

Namun, sampai suatu ketika aku termenung sendiri di kamar setelah mendengar perkataan orang tuaku.

Dua hari kemudian, aku memutuskan untuk bertemu Jeffran membicarakan hal tersebut.

"Jeff, sebenarnya aku mau berbicara suatu hal yang serius," ucapku.

"Kenapa? Masalah omongan orang tuamu lagi?" tanya dia.

"Iya. Aku berpikir sepertinya cukup sulit bagi kita untuk terus memaksakan hubungan ini," ungkapku.

"Lantas, kamu mau kita putus? Jujur saja, aku masih ingin terus memperjuangkan hubungan kita ke depannya," ujarnya.

"Namun, kamu tahu, kan, bagaimana sifat orang tua aku? Aku berpikir kita hanya bisa memendam keinginan yang sulit untuk tercapai," kata aku.

"Aku sungguh tak ingin berpisah, Indah," tegasnya.

"Tentu aku juga tidak mau hal itu, tetapi keputusan ini mungkin menjadi jalan yang terbaik untuk kita berdua," ucapku.

Setelah mendengar perkataanku, Jeffran tiba-tiba saja murung dan langsung meninggalkan diriku.

Hingga seminggu kemudian, kami tak saling mengabarkan satu sama lain. Aku berpikir dia masih marah karena perkataanku.

Suatu hari, Jeffran menghubungiku dan mencoba menerima keadaan.

"Indah, benar kata kamu, kita sepertinya tak bisa saling bersama. Aku tahu semua ini berat bagi diriku dan kamu. Namun, memang aku rasa ini jalan terbaik untuk kita berdua," ujar dia via telepon.

"Aku berharap kamu tak menyimpan kekesalan dan kita tetap menjalin komunikasi ke depannya meski tak bisa bersama mengarungi hidup," ungkapku.

Setelah percakapan tersebut, kami akhirnya memutuskan menyudahi hubungan yang selama ini telah terjalin dengan penuh kasih sayang.

Aku pun berharap dia bisa bahagia menjalani hidup. Jujur, aku awalnya memang tak bisa menerima kenyataan itu, tetapi semua harus dilakukan demi kebaikan kami. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co